Indonesia Lawyers Club

Tonton ILC TVOne Malam Ini, Selasa 4 Desember: "Pasca Reuni 212: Menakar Elektabiliitas Capres 2019"

Tonton ILC TVOne Malam Ini, Selasa 4 Desember: "Pasca Reuni 212: Menakar Elektabiliitas Capres 2019"

Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
Youtube
Suasana Reuni Akbar 212 di Monas, Minggu (2/12/2018). 

Sehingga menurut Emrus pelaksanaan Reuni 212 ini sangat pentas menjadi role model ke depan ketika sekelompok masyarakat, penyampaian aspirasi kepada pemerintah maupun kepada lembaga legislatif.

"Model ini menjadi pedoman kredibel di tanah air, dan bisa jadi rujukan negara-negara lain di seluruh dunia, bagaimana mengelola (utamanya perencanaan dan pelaksanaan) suatu kegiatan di ruang terbuka yang mengikutsertakan banyak orang dengan berbagai kemasan acara, termasuk di dalam Reuni semacam ini dan penyampaian aspirasi publik terhadap pemerintah, misalnya," ujar Emrus.

Selain itu, dengan menggunakan model tersebut, sangat mungkin diantisipasi dan diminimalisasi ekses-ekses yang tidak produktif.

"Indonesia menjadi tempat studi banding bagi berbagai negara di dunia dalam mengelola kegiatan yang mengikutsertakan banyak sekali orang di ruang publik dengan berbagai kemasan acara, termasuk dalam bentuk penyampaian aspirasi publik di ruang terbuka," ucap Emrus.

Sementara itu, Fraksi PKS menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Reuni Akbar 212 di Kawasan Monas, Minggu, 2/12/2012). Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini mengatkan bahwa reuni tersebut berlangsung dengan lancar, rapi, tertib, dan aman.

"Umat kembali membuktikan betapa mereka sangat dewasa dalam berdemokrasi. Dengan jumlah massa jutaan yang diprediksi lebih banyak dari reuni sebelumnya, semua berjalan tertib dan aman. Bahkan, sekali lagi kita harus angkat topi, selesai acara monas dan sekitar tempat acara kembali bersih tak ada sampah tersisa," kata Jazuli, Senin, (3/12/2018).

Dengan lancarnya acara yang dihadiri sejumlah tokoh dan politisi tersebut menurut Jazuli membuktikan bahwa Reuni 212 bukan gerakan yang macam-macam seperti dikhawatirkan sebagian pihak.

Bukan pula gerakan bayaran yang bakal menganggu atau mengancam bangsa seperti dituduhkan pihak-pihak yang bertanggung jawab.

"Kita menyaksikan sendiri rakyat berbondong-bondong datang karena panggilan nurani dan semangat silaturahim. Siapa yang sanggup membayar untuk menghadirkan massa sebanyak itu?" tuturnya.

Jazuli berpesan kepada pemerintah bahwa spirit 212 yang ditunjukkan oleh jutaan massa dari berbagai daerah, suku, bahkan lintas agama hari ini adalah modal sosial yang dahsyat untuk kemajuan bangsa.

"Saya tegaskan lagi, spirit 212 sangat positif untuk mengokohkan keindonesiaan. Memberi pesan kuat bahwa rakyat khususnya umat Islam siap menjaga dan mengawal Indonesia sesuai nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Pemerintah harus menangkap pesan itu!," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved