Cium Praktik Curang Pengusaha Pariwisata China, Gubernur Bali Tutup Paksa 16 Toko
Gubernur Bali, Wayan Koster, menutup 16 toko berjaringan asal China atau Tiongkok di Bali.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) turun tangan dengan melakukan sidak ke empat toko yang dikhususkan bagi warga Tiongkok yang sedang berlibur di Bali itu.
Dalam sidak ke empat toko tersebut, Cok Ace menemukan beberapa kejanggalan yang dapat merusak citra pariwisata Bali.
“Pertama, terkait produk yang dijual semuanya berasal dari Tiongkok, namun dikesankan seperti produk Indonesia. Kedua, masalah tenaga kerja, ternyata banyak orang asing. Termasuk juga ada penggunaan gambar-gambar presiden dengan baju batik, hingga menggunakan stempel dengan lambang Garuda,” kata Cok Ace saat ditemui di Kantor Gubernur Bali, Kamis (18/10/2018).
Selain itu, kata dia, dirugikan adalah terkait pemasukan bagi negara karena secara pola pembayaran mereka menggunakan sistem Tiongkok, sehingga dikhawatirkan tidak ada devisa yang masuk ke Indonesia.
“Mereka mengaku menggunakan rupiah, namun pembayaran mereka ternyata pakai sistem Tiongkok kami sempat foto. Pake wechat, jadi tidak kena pajak dan tidak ada devisa masuk,” imbuhnya.
Berikutnya, pihaknya juga menemukan kejanggalan terkait dengan pola belanja wisatawan yang terkesan adanya pemaksaan.
Hal ini dilakukan untuk bisa mengembalikan subsidi yang travel-travel agen berikan kepada wisatawan yang masuk Bali dengan harga yang di bawah standar.
“Jadi kerugian bagi Bali, jelas merusak citra Bali. Merusak nama baik Bali, dengan pola seperti ini. Kemudian kita juga tidak dapat pajak dan lain-lain, termasuk penggunaan simbol dasar negara Burung Garuda menjadi stempel. Bali sangat dirugikan, bahkan Indonesia, negeri kita dirugikan,” tegas Cok Ace.
Sebelumnya, Sidak Wagub ini dilakukan tanpa diketahui oleh awak media.
Cok Ace sidak didampingi oleh Karo Humas dan Protokol Pemprov Bali Dewa Mahendra, bersama Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Bali dan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI).
Setelah sidak berjalan, baru ada info yang menyebutkan Cok Ace melakukan sidak.
Setibanya di kantor Gubernur dan Cok Ace memberikan penjelasan kepada beberapa awak media.
“Kami melakukan sidak, untuk memastikan permainan-permainan itu ternyata bukan isu lagi. Memang benar dan faktanya memang ada,” ungkapnya.
Ia mengatakan, pihaknya mendatangi empat toko yang ada di Jalan By Pass Gusti Ngurah Rai.
Baginya keberadaan toko-toko tersebut tidak asing lagi, dan pola toko dengan beberapa induk perusahaan itu ada sekitar 10 di Bali.