AJI Pontianak Gelar Diskusi dan Kampanye Publik Bertajuk Terkait Peran Jurnalis Berantas Koruspi

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Pontianak, menggelar Diskusi dan kampanye publik bertajuk "Peran Jurnalis Dan Masyarakat Dalam Pemberantasan Korupsi

Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/DAVID NURFIANTO
Pembicara Diskusi dan Kampanye Publik Ketua AJI Pontianak, Dian Lestari, Kaprodi Fisipol Untan, Dr. Jumadi dan Ahli Hukum, Dr. Purwanto, SH, M.Hum, di ruang sidang Rektorat Universitas Panca Bhakti (UPB) Pontianak di Jalan Kom Yos Sudarso, Kelurahan Sungai Beliung, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak, Rabu (14/11/2018). 

Oleh karena itu, sambung Jumadi, dengan pemberitaan semacam itu, publik semakin banyak tahu. Kemudian ada kemauan mereka konsen mengikuti perkembangan-perkembangan itu. Dengan itu paling tidak masyarakat mempunyai keberanian untuk menjadi bagian terpenting dalam mengawal dan melaporkan jika ada indikasi-indikasi yang dianggap sebagai bentuk penyelewengan itu dengan bukti yang kuat. 

“Saya pikir, peran media penting dan publik juga penting. Itu tantangan seorang jurnalis sekarang dan memang konsekuensi media yang dimiliki dalam tanda kutip misalnya oleh politisi memang dihindari adanya intervensi. Jadi kaidah-kaidah kode etik jurnalistik itu kadang-kadang terabaikan. Tidak boleh diintervensi, independen dan kritis itu kemudian sesuatu yang mampu diwujudkan oleh seorang jurnalis," ujarnya.

Yang terpenting, lanjut Jumadi adalah semangat media jangan hilang dan harus bisa memisahkan kepentingan politik pemodal media dengan murni bahwa media harus bekerja sesuai dengan Undang-Undang Pokok Pers dan Undang-Undang Penyiaran. 

"Dan memang diperlukan komitmen dari menejemen perusahaan media itu dengan teman-teman jurnalis,” tegasnya. 

Kembali dia mengingatkan, situasi sekarang ini memang tidak bisa dihindari dan sudah menjadi fenomena yang bukan menjadi rahasia umum lagi. Kadang-kadang terutama media elektronik televisi misalnya terkesan sudah menjadi kavling wilayah kekuatan politik tertentu. 

“Akhirnya media menyalahkan politik. Kecuali memang media didirikan oleh partai politik. Itu tidak masalah. Kalo itu media publik, itu yang menjadi masalah. Dalam situasi politik yang sekarang, netralitas dan independensi media itu diuji. Kalau seandainya media tidak mampu menjaga marwah netralitas dan independensinya, saya yakin justru masyarakat kehilangan kepercayaannya. Jadi mesti memberitakan proporsional, adil dan penting menurut saya,” jelas Jumadi.

Sementara Ketua AJI Pontianak, Dian Lestari, menjelaskan media massa yang tergabung dalam Indonesialeaks. Media-media itu bisa mengakses data-data di Indonesialeaks tetapi orang yang mengirim berita itu tidak diketahui oleh orang-orang yang bergelut di dalam Indonesialeaks. 

“Jadi kesimpulannya, kita bisa membangun pemahaman bersama apa Indonesialeaks itu dan apa sebenarnya cara wartawan untuk melawan para koruptor. Dan inilah kenyataan yang kita hadapi dimana tidak gampang. Sulit sekali untuk membongkar kasus korupsi karena banyak celah yang digunakan oleh pihak-pihak tertentu yang tidak senang dengan pengungkapan kasus korupsi yang hendak melakukan gugatan terhadap para jurnalis yang membongkar kasus-kasus korupsi. Mudah-mudahan Indonesialeaks ini dapat membangun kita bersama. Kalau saya berharap membangunkan semangat kita bersama agar peduli dan ikut mendukung kami bersama Indonesialeaks," tutur Dian. 

Menurut Dian, setelah membangun pemahaman bersama di ruangan diskusi inilah seluruh yang ada di sini menyebarkan semangat kepada orang-orang yang di luar sana. 

“Bahwa kita sedang menggalang dukungan dan kekuatan terhadap penyelesaian kasus ini jangan sampai melemahkan upaya-upaya untuk mengungkap kasus korupsi,” ucapnya.

Di tempat yang sama, Ketua Umum Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Warta Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Farli Afif mendukung penuh Indonesialeaks, Karena bagi dia Indonesialeaks  merupakan upaya yang luar biasa untuk memberantas kejahatan yang luar biasa. 

“Korupsi, yang mana merupakan salah satu yang disebut sebagai kejahatan yang luar biasa. Yang bisa kerugian yang besar bagi negara Indonesia,” kata Farli Afif.    

Hal senada juga dikatakan Ketua Umum LPM Mimbar Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Adi Rahmad. Dia mendukung penuh upaya Indonesialeaks untuk membongkar kasus korupsi yang melibatkan kepolisian. 

“Karena kita melihat, korupsi adalah salah satu dari sekian banyak extra ordinary crime atau kejahatan luar biasa yang tindakannya tentu membutuhkan kerja kolektif antara berbagai masyarakat disiplin ilmu jurnalis dan sebagainya yang membutuhkan kerja sama yang bersamaan. Karena kita melihat, korupsi ini sudah menggurita di Indonesia dari zaman orde baru sampai kini korupsi adalah salah satu kejahatan yang sangat merugikan negara. Untuk itu, kita dari mahasiswa mendukung Indonesialeaks agar tetap dipercaya. Karena Indonesialeaks tanpa kekuatan dari masyarakat sipil, mahasiswa, jurnalis yang lain tidak bisa berdiri dengan kuat,” tuturnya, yang mengaku akan terus berbuat untuk menggalang dukungan," jelasnya. 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved