Midji Ingin Wujudkan Obsesi RSUD dr Soedarso Sebagai Role Model
Begitu juga rumah sakit satu dengan lainnya baik swasta maupun negeri harus terintegrasi guna memudahkan pelayanan bagi masyarakat.
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji ingin wujudkan obsesi menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soedarso Pontianak sebagai role model atau contoh pengembangan pelayanan rumah sakit yang cepat dan transparansi dalam segala hal.
Terlebih, RSUD dr Soedarso Pontianak telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) sebagai satu diantara dari 14 RSUD berstatus Rumah Sakit Rujukan Nasional seluruh Indonesia.
Baca: Sependapat Dengan Dirjen Kemenkes RI, Midji Tegaskan RSUD dr Soedarso Harus Jadi Kebanggaan
Baca: Suasana Saat Sutarmidji dan Dirjen Kemenkes Ri Tinjau RSUD dr Soedarso Pontianak
“Kalau perlu ke depan harus dibangun sistem aplikasi agar masyarakat tahu, misalnya berapa kamar yang kosong. Sehingga kalau kondisi pasien darurat atau emergency langsung saja ke sini. Jangan lagi bawa sana-bawa sini karena penuh,” ungkapnya saat diwawancarai usai dampingi pejabat tinggi Kemenkes RI saat tinjau pelayanan dan kondisi bangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soedarso Pontianak di Jalan dr Soedarso Nomor 1, Kelurahan Bangka Belitung laut, Kecamatan Pontianak Tenggara, Jumat (5/10/2018).
Ia juga menambahkan nantinya RSUD dr Soedarso harus terintegrasi dengan rumah sakit lain yang ada di Kalbar.
Begitu juga rumah sakit satu dengan lainnya baik swasta maupun negeri harus terintegrasi guna memudahkan pelayanan bagi masyarakat.
“Pemerintah Provinsi akan membuat semuanya,” katanya.
Mantan Wali Kota Pontianak dua periode itu memberikan respon positif terhadap segala dukungan dari Pemerintah Pusat melalui Kemenkes RI kepada Pemprov Kalbar untuk pengembangan dan pembenahan RSUD dr Soedarso.
“Kita tinggal membangun, menjaga dan meningkatkan integritas untuk manajemen dan para medis yang melayani pasien. Akreditasi itu penting untuk mencapai satu perbaikan yang cepat atau integritas yang baik,” jelasnya.
Orang nomor satu di Bumi Tanjungpura itu menimpali akan lakukan renovasi terhadap segi fisik bangunan RSUD dr Soedarso. Menurut dia, langkah ini harus dilakukan lantaran masih banyak bangunan masuk kategori sudah tua.
“Kita akan bangun semua,” imbuhnya.
Untuk mewujudkan efisiensi pelayanan para dokter, ia akan bangun dan meningkatkan gedung RSUD dr Soedarso menjadi sembilan bahkan dua belas lantai. Nantinya, konsep pelayanan akan diatur terpusat setiap lantai dengan kebijakan pengembangan bidang-bidang pelayanan.
“Daripada dokter harus berjalan dari satu lorong ke lorong lain yang banyak menghabiskan waktu dia. Lebih bagus sembilan atau dua belas lantai. Kita akan benahi semua sehingga dari sisi bangunannya harus nyaman. Kalau perlu rumah sakit tidak ada bau obat, terus punya kafe yang tidak kalah dengan kafe-kafe ternama, punya taman yang baik dan fasilitas representatif lainnya,” paparnya.
Disinggung terkait waktu realisasi program pembangunan RSUD dr Soedarso, Sutarmidji menimpali asalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Kalbar Tahun 2019 sudah disahkan maka ia langsung eksekusi.
“Asal APBD 2019 sudah disahkan, saya langsung tender. Saya maunya memang konsultan yang sudah pernah mengerjakan perencanaan rumah sakit. Jika ada penolakan dari beberapa dewan, saya yakin ndak lah nanti. Kalaupun ada yang nolak, nanti kan kita ekspos. Masyarakat kan bisa nilai nanti. Cuma hati-hati jak nanti ndak dipilh lagi same masyarakat baru tahu,” tegasnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/tinjau_20181005_184856.jpg)