Banyak Nilai Kehidupan Yang Terkandung Dalam Saprahan

festival saprahan tingkat pelajar khususnya SMP-SMA di Kota Pontianak sebagai upaya pelestarian budaya.

Penulis: Syahroni | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/SYAHRONI
Sejarawan Kalbar, Syafarudin Usman. 

Misalnya semur, opor, sambal segala macam. Hal itu menggambarkan kemajemukan yang ada. Opor melambangkan lemak manis, artinya jerih payah dalam hidup.

Kemudian air serbat, nah ini tradisi minum air serbat ini selain higienis juga memiliki kualitas vitamin non kolesterol. Dari segi manfaat, segi higienis, segi kesehatannya, menu saprahan ini sudah setara dengan menu sehat secara umum.

"Maknanya bagi melayu terkait air serbat atau disebut minuman penutup, kalau sudah keluar air serbat berarti selesailah rangkaian acara," sebutnya.

Baca: Festival Saprahan Tingkat SMP dan SMA di Pontianak

Ia sedikit menceritakan kalau bersaprah ini sudah ada sejak jaman kerajaan terdahulu, dimana tradisi ini untuk memuliakan tamu sehingga diajak berseprah duduk dibawah.

Bahkan artinya mengundang tamu siapapun tidak memandang kelas, tidak memandang derajat, jadi sama duduk dibawah.

Itu cara makannya pun sama, dalam arti kata menikmati hidangan itu tanpa membeda-bedakan apakah dia orang kerajaan atau bukan orang kerajaan semuanya itu menggambarkan toleransi dalam keberagaman.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved