Kurs Rupiah Mulai Menguat! Jusuf Kalla Imbau Jangan Simpan Dolar, Ini Alasannya
Jusuf Kalla menilai kebijakan pemerintah soal penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sudah mulai terlihat.
"Kalau ini selesai, itu akan menyelesaikan semuanya," tambah Presiden.
Bahkan untuk hal ini, dirinya telah memberikan target kepada para menterinya agar dalam satu tahun bisa menyelesaikan defisit transaksi berjalan.
Adapun langkah-langkah yang sudah dilakukan pemerintah untuk hal tersebut di antaranya penerapan B20 yang sudah mulai berjalan per bulan ini.
Presiden berpendapat, hal ini bisa mengurangi impor minyak.
"Perkiraan kita bisa hemat US$ 5-6 miliar. Kemudian kalau CPO kita pakai sendiri untuk B-20 maka suplai ke pasar turun, sehingga kami harapkan harga CPO juga naik. Ini sudah merangkak naik," jelas dia.
Kedua, peningkatan muatan lokal (TKDN) di proyek-proyek pemerintah.
Bahkan, kata Presiden hal ini akan juga disampaikan kepada swasta agar lokal konten diperhatikan.
"Kalau kita bisa pakai semuanya komponen dalam negeri akan ada penghematan US$ 2-3 miliar," kata Presiden.
Presiden Joko Widodo memberikan target satu tahun kepada para menterinya untuk memperbaiki neraca perdagangan yang masih defisit.
Menurut Presiden, ada dua hal kunci utama dalam menguatkan ekonomi nasional yakni investasi dan meningkatkan ekspor.
"Tanpa itu jangan harap kita bisa menyelesaikan masalah fundamental ekonomi yang kuat seperti yang kita inginkan," katanya saat pelepasan ekspor mobil Toyota di Tanjung Priok Jakarta, Rabu (5/9).
Dengan begitu, jika kedua hal itu bisa diterapkan maka defisit neraca perdagangan bisa diselesaikan. "Saya sudah memberikan perintah kepada menteri agar ini bisa diselesaikan dalam waktu yang tidak lama satu tahun harus rampung," tegas Presiden.
Tujuan utamanya adalah agar pergerakan kurs dolar AS ke depannya tidak selalu menjadi masalah utama.
"Agar tidak setiap hari dan setiap jam memperhatikan pergerakan kurs naik turun, kalau ini selesai ini tidak ada masalah lagi. Sehingga dengan ekspor devisa meningkat dan neraca perdagangan akan semakin stabil dan membaik," tambahnya.
Sebelumnya Presiden juga mengapresiasi langkah Toyota Indonesia yang berhasil menembus satu juta unit mobil untuk diekspor.
Langkah itu, merupakan upaya Toyota untuk meningkatkan investasi di Indonesia.
"Tadi saya dapat laporan dalam 2,5 tahun ini investasinya telah mencapai Rp 22,75 triliun ini jumlah yang besar. Sehingga satu tahun, tahun ini bisa merealisasikan 217 ribu kendaraan yang bisa diekspor," katanya.
"Saya sangat menghargai, sangat apresiasi ekspor toyota yang diproduksi di Indonesia yang dikirim ke pasar Asia, Afika, pasar Amerika Latin, Timur Tengah dan Eropa dan Australia," tambah Presiden.
Dengan demikian, target ke depan ekspor mobil Toyota bisa mencapai 217.000 unit dan untuk produk CBU-nya memiliki tingkat TKDN antara 75-94%.
"Ini sebuahlocal content sangat tinggi dan kita harapkan industri lokal ikut bergerak naik karena itu," tutup Presiden. (*)