Pengamat: Pengangguran di Kota Cenderung Lebih Tinggi dari Perdesaan

Kemudian orang-orang terdidik cenderung berpindah dari perdesaan ke kota. Sementara orang-orang terdidik ini tidak mudah menerima pekerjaan.

Penulis: Syahroni | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / FILE
Satu diantara dosen Universitas Tanjung Pura, Eddy Suratman yang hadir dalam seminar kebhinekaan oleh BEM Untan di Graha Khatulistiwa Polda Kalbar 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Data terakhir terkait pengangguran di Kota Pontianak menunjukan sekitar 9,44 persen atau dengan angka  23.862 orang dari total angkatan kerja sejumlah  252.772 orang. Sementara untuk angka kemiskinan sendiri menunjukan Pontianak berada dikisaran 5,31 persen. Itu tidak bisa diperbandingkan atau di hubungkan antara kemiskinan dengan pengangguran karena memang beda cara pengukurannya. 

"Perlu saya sebutkan bukan berarti orang nganggur itu lalu miskin, terutama di perkotaan. Jadi itu bukan angka yang bisa di kaitkan. Angka kemiskinan itu cenderung tinggi di perdesaan daripada di perkotaan. Tetapi angka pengangguran itu cenderung tinggi di perkotaan di banding perdesaan," kata  Prof Eddy Suratman, 
Pengamat Ekonomi Kalbar, Senin (3/9/2018).

Hal yang menyebabkan pengangguran cenderung tinggi di perkotaan adalah orang-orang yang terdidik yang tadinya berangkat kekota untuk sekolah, setelah tamat cenderung tidak pulang ke kampung nya.

"Kedua, orang-orang yang tamat sekolah pun yang ada di kampung, karena tidak ada pekerjaan yang sesuai dengan minatnya, dia melihat kehidupan dikota lebih baik dia akan berangkat kekota untuk mencari pekerjaan," tambanya. 

Baca: DPRD Sintang Nilai Pemerintah Tak Berikan Solusi dari Larangan Membakar Lahan 

Kemudian orang-orang terdidik cenderung berpindah dari perdesaan ke kota. Sementara orang-orang terdidik ini tidak mudah menerima pekerjaan. 

Orang-orang terdidik itu, apalagi tamat kuliah dia akan memilih-milih pekerjaan. Mereka umumnya berasal dari keluarga mampu yang di perkotaan, dengan gaji atau posisi yang di tawarkan tidak cocok dengan hatinya dia akan menolak pekerjaan. Dia lebih memilih menganggur dari pada bekerja.

"Orang-orang terdidik di perkotaan itu punya daya tahan menganggur, karena ada dukungan keluarga.  Itu sebabnya angka pengangguran di kota umumnya lebih tinggi daripada di perdesaan," jelasnya lagi.

Baca: Tangkap Tersangka Pencuri Mobil di Desa Sei Rambah, Kapolsek Beberkan Kronologinya

Kalau lihat data nasional angka pengangguran di Papua itu paling rendah se Indonesia. Sementara angka pengangguran di Jakarta itu paling tinggi. Bukan berarti kehidupan ekomoni Papua itu lebih bagus di bandingkan Jakarta.

Semua itu disebabkan orang di desa-desa yang tidak terdidik itu tidak punya daya tahan menganggur, mereka akan menerima perkejaan sekasar apapun.

Itu sebabnya, lanjut Suratman,  angka pengangguran di Kota Pontianak 9.4%, karena pontianak tumpukan ekonomi bagi Kalbar.  Maka semua kabupaten di Kalbar akan mengirim anak-anak mudanya untuk mencari pekerjaan di Kota Pontianak sebagian ke Jakarta.

"Ada beberapa yang bisa dilakukan pemerintah, petama menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar Kota Pontianak. Setelah itu menciptakan peluang-peluang investasi yang menarik untuk daerah-daerah yang sumber dayanya potensial," jelas Suratman.

Misalnya pemerintah harus membuat pertumbuhan pusat ekonomi baru di Sintang, Ketapang sehingga warga sekitarnya tak berangkat ke Pontianak untuk mencari pekerjaan, hal ini dimaksud agar penumpukan tenaga kerja tak terjadi disatu daerah yaitu Pontianak. 

"Bagi kota sendiri yang tinggi angka penganggurannya mereka bisa menyiasati dengan membuat pelatihan-pelatihan tenaga kerja yang variatif. Pelatihan-pelatihan tersebut sangat penting untuk anak-anak yang putus sekolah. Sehingga angka pengangguran di perkotaan bisa ditekan," tukasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved