Bahas Problem Kelistrikan Hingga Sumber Daya Alam, Ini Paparan Maman Abdurrahman

Anggota Komisi VII DPR RI Maman Abdurrahman tidak menampik isu kelistrikan masih jadi problem hingga kini.

Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Rizky Zulham
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ANESH VIDUKA
Anggota komisi VII DPR RI, Maman Abdurrahman (baju putih) saat berkunjung ke kantor Tribun Pontianak, Jalan Sungai Raya Dalam, Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (31/8/2018) sore. TRIBUN PONTIANAK/ANESH VIDUKA 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak,  Rizky Prabowo Rahino

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Anggota Komisi VII DPR RI Maman Abdurrahman tidak menampik isu kelistrikan masih jadi problem hingga kini.  

Satu diantara kondisi yang masih dirasakan masyarakat adalah listrik sering byarpet atau padam, khususnya di Kalimantan Barat.

“Saya juga merasakan dampak padam listrik. Masalah listrik ini merupakan isu publik yang menyentuh masyarakat,” ungkapnya saat silaturahmi ke Kantor Tribun Pontianak, Jumat (31/8/2018) sore.

Pembenahan problem kelistrikan, kata dia, harus dengan tekad dan komitmen yang kuat. Ia mengatakan masih ada sikap dan mental dari aparatur negara yang menganggap remeh pentingnya pelayanan publik maksimal.

“Harusnya bekerja dan berikan pelayanan publik secara maksimal. Budaya malu atau harakiri dalam menjalankan tugas harus dilakukan. Siapa yang tidak bisa dan tidak mampu menangani sesuatu pekerjaan, maka mundur,” katanya.

Maman menimpali dirinya dan Komisi VII DPR RI terus berupaya agar masalah listrik bisa segera dibenahi. Pihaknya akan menjadwalkan kunjungan kerja secara spesifik  ke Kalbar guna mengatasi problem kelistrikan.

“Saya dan teman-teman akan mengawal proyek-proyek pemerintah yang telah berjalan. Semisal, Proyek Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Gundul dan lainnya. Proyek-proyek yang menjadi proyek strategis nasional,” terangnya.

Pihaknya juga akan membuat listing project yang dikerjakan oleh PT PLN Persero Tbk sebagai cara memetakan dan mengevaluasi kinerja. Tak hanya itu, ia akan menghimpun data-data dan aspirasi masyarakat terkait hal itu.

“Misalnya, dimana-mana saja project PLN. Kapan dibangun, sudah operasional atau belum, hasilnya apa saja,” jelasnya.

Terkait Sumber Daya Alam (SDA) energi, Maman mengakui bahwa secara geografis Kalimantan Barat masuk kategori wilayah yang layak dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Satu diantara yang berpotensi adalah Kabupaten Melawi yang memang memiliki cadangan Uranium.

“Wilayah Kalbar memang mendukung untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Tapi yang masih jadi pembahasan adalah nantinya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir itu apakah hanya untuk memenuhi kebutuhan listrik Kalbar saja atau bisa diekspor ke tempat lain. Kalau listrik itu disuplai hanya ke Kalbar, maka tidak jalan. Karena biaya investasi besar,” paparnya.

Ia menambahkan terkait Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir sudah menjadi pembahasan di tingkat pusat/nasional. 

“Tinggal bagaimana cara kita mendorong dan membangun koordinasi dengan stakeholders saja,” imbuhnya. 

Terkait potensi tambang batubara berkualitas tinggi di Kabupaten Mempawah, ia mengatakan bahwa sebenarnya beberapa kabupaten di Kalbar punya potensi besar. Hanya saja mahalnya biaya transportasi menjadi kendala eksploitasi batubara.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved