Pilpres 2019

Andi Arief Kembali 'Tweet' Hal Mengejutkan, Sebut Mahfud MD dan Sandi Uno

Wasekjend Partai Demokrat, Andi Arief melalui akun media sosial Twitter kembali membuat "tweet" yang mengejutkan.

TRIBUNPONTIANAK/TWITTER
twitter 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Wakil Ketua Sekretaris Jenderal (Wasekjend) Partai Demokrat, Andi Arief melalui akun media sosial Twitter kembali membuat "tweet" yang mengejutkan.

Tweet tersebut, diketahui menyusul setelah menonton sebuah talk show di sebuah televisi swasta Indonesia yang menghadirkan Mahfud MD dan Sandiaga Uno.

Dalam tweet-nye, Andi Arief kembali menyinggung terkait dugaan mahar yang diberikan Cawapres Sandiaga Uno kepada PAN dan PKS.

Baca: Cantik dan Kharismatik, Aseel Cover Lagu Meraih Bintang Kedalam Bahasa Arab

Baca: Pemain Persib Bandung Dijatuhi Sanksi, Mario Gomez Kritik Wasit, Ini Pembelaan Komdis PSSI

"Saya menyaksikan Penjelasan Pak Prof @mohmahfudmd semalam kesimpulan saya murni pertarungan kegagalannya. Ada tekanan politik yg serius dan tidak biasa ditukar dengan uang. Beda dengan Tekanan politik ditukar Mahar dalam kasus Sandi Uno," tulis Andi Arief melalui akunnya @AndiArief__

Tweet yang di-posting pukul 07.10 WIB ini pun banyak menuai tanggapan dari para netizen.

Bahkan, tak sedikit netizen yang menyindir Andi Arief karena tak berani hadir di acara Talk Show yang dipandu oleh Karni Ilyas.

Tolak Minta Maaf

Sebelumnya, Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief mengaku diperintah partainya untuk bicara mengenai dugaan mahar Rp 500 miliar dari Sandiaga Uno kepada Partai Amanat Nasional dan Partai Keadilan Sejahtera.

Mahar itu, disebutnya, dijanjikan agar PAN dan PKS mau menerima Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden bagi Prabowo Subianto.

"Saya ingin menyatakan bahwa saya diperintah partai bicara ini," kata Andi dalam acara sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Senin (13/8/2018) malam.

Baca: Harta Capres-Cawapres! Kekayaan Sandiaga Uno Sasar Amerika, Prabowo Rp 1,9 T dan Jokowi Utang

Baca: Titiek Soeharto Unggah Foto Bareng Putra Tunggalnya, Hubungannya Dengan Prabowo Jadi Sorotan

Andi memastikan pernyataannya bisa dipertanggungjawabkan.

Bahkan, menurut dia, keputusan Demokrat untuk mengungkap soal dugaan mahar ini diambil dalam rapat resmi partai di kediaman Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (8/8/2018) malam.

"Hasil rapat menyatakan kita kemukakan saja ke publik problem sebenarnya," kata dia.

Andi mengaku tidak takut jika pernyataannya di Twitter berujung pada konsekuensi hukum.

Mantan staf khusus Presiden keenam SBY ini menyatakan siap menghadapi proses hukum jika kicauannya diproses oleh pihak kepolisian.

Ia bersedia dikonfrontasi dengan pihak yang merasa dirugikan dengan pernyataannya.

Ia juga menolak minta maaf perihal isu mahar Rp 500 miliar kepada PKS dan PAN itu.

"Saya orang yang taat hukum, pasti akan hadir, tidak mungkin saya menghindar. Saya siap dikonfrontasi untuk menyelesaikan masalah ini," ujarnya.

Baca: LIVE STREAMING Babak II PSKC Cimahi Vs Persib, Babak I Sama Kuat

Baca: Fence Habisi Anak Kandung dengan Pisau, Alasannya Bikin Geleng Kepala

Kompas.com tengah meminta komentar Demokrat terkait pernyataan Andi Arief ini.

Isu mahar Rp 500 miliar ini sempat membuat Partai Demokrat goyah untuk bergabung ke koalisi Gerindra, PKS, dan PAN.

Hingga menit-menit akhir, partai berlambang mercy menolak Sandiaga sebagai cawapres Prabowo.

Gerindra, PKS, dan PAN kemudian meninggalkan Demokrat dan tetap melakukan deklarasi terhadap pasangan Prabowo-Sandi.

Namun, pada keesokan harinya, Partai Demokrat tetap memilih mengusung pasangan Prabowo-Sandi ketimbang pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

PKS tuntut maaf PKS sebelumnya berang dengan tuduhan Andi Arief tersebut.

Juru Bicara DPP PKS Muhammad Khalid menegaskan, pihaknya akan melaporkan Andi ke kepolisian. 

"Itu jelas fitnah dan kami akan memproses itu," ujar Khalid dalam acara diskusi di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (11/8/2018).

Baca: Mayor Pnb Dedy Berhasil Jadi Lulusan Terbaik di KIBI Angkatan 3 Sesa Lanud Supadio

Baca: LIVE STREAMING Asian Games: Malaysia Vs Kyrgyzstan (Sepakbola Pria), Sedang Berlangsung

Tidak hanya mengancam akan melaporkan ke polisi, PKS juga menuntut Andi meminta maaf dan memberi klarifikasi kepada publik.

"Kalau tidak minta maaf, ada proses. Kami akan memproses itu kalau enggak ada upaya permintaan maaf dan proses klarifikasi," ujar Khalid.

Mahfud MD Bongkar Rahasia

Mahfud MD buka-bukaan soal fakta-fakta rahasia dibalik batalnya dirinya mendampingi Jokowi di Pilpres 2019.

Mahfud MD secara terbuka mengungkap intrik politik yang terjadi seputar penunjukan dirinya sampai akhirnya dibatalkan dan kemudian Jokowi memilih Ketua MUI Maruf Amin sebagai bakal cawapresnya.

Hal itu disampaikan Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD di Indonesia Lawyer Club yang disiarkan di TVOne, Selasa (14/8/2018) malam.

Mahfud MD mengatakan, sejak sepekan sebelumnya sudah ada konfirmasi dari Istana bahwa ia akan diumumkan Jokowi sebagai cawapres. 

Ia diminta koordinator staf khusus presiden, Teten Masduki, untuk menyiapkan semua syarat yang diperlukan.

Pertemuannya dengan Teten berlangsung hampir tengah malah di kompleks Widya Chandra, Jakarta.

Di sisi lain, Teten meminta Mahfud untuk berkomunikasi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Baca: Verifikasi Faktual, KPU Kalbar Pastikan Coret Bacalon DPD RI Tak Penuhi Syarat

Baca: Pelajar Tabrakan dengan Mobil Pikap, Boni Beberkan Kronologinya

“Saya kan bukan calon dari PKB, kenapa saya harus konsultasi dengan PKB? Saya temui orang-orang yang berpengaruh pada Cak Imin (Ketua Umum PKB). Ada beberapa orang,” ungkap Mahfud.

Seminggu kemudian (Rabu malam 8 Agutus 2018), lanjut Mahfud, ia diundang bertemu lagi oleh Sekretaris Negara, Pratikno.

Ada juga Teten dan juga Pratikno.

Ia diberi tahu bahwa besok harinya (Kamis, 9/8) cawapres Jokowi akan diputuskan. Lingkaran Jokowi sudah menyiapkan hal-hal detailnya. 

"Kamis pagi saya ditelepon Pramono Anung. Minta CV untuk deklarasi, nama harus persis dengan CV resmi. Saya ditelepon ajudan presiden untuk ukur baju. Bapak bawa saja baju yang bapak senangi, kami bikin modelnya sama dengan Pak Jokowi,” kata Mahfud.

Pada Kamis itu, sekitar jam 1 siang, ia berkomunikasi dengan Teten.

Orang dekat Jokowi itu memberi tahu bahwa cawapres akan diumumkan jam 4 sore di Restoran Plataran, Menteng, Jakarta Pusat.

Baca: Heboh Jamaah Naik ke Pintu Kabah Kain Ihramnya Jatuh, Langsung Diamankan Pria Berseragam

Baca: Berikut Nama Bacalon DPD RI Asal Kalbar Yang Sempat Kembalikan Berkas

Mahfud juga menyampaikan, sepekan sebelum pendeklarasian, pihak istana menghubunginya untuk menyiapkan diri.

Mereka ialah Menteri Sekretaris Negara Praktikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki.

Mahfud mengatakan, ketiga orang itu sudah menyiapkan skenario menjelang dirinya nanti diumumkan oleh Jokowi dan partai koalisi.

Bahkan Teten, sudah mensimulasikan waktu pendaftaran antara Jokowi-Mahfud naik motor dari Gedung Joeang menuju ke kantor KPU. 

Pun Mahfud diminta untuk menyerahkan CV oleh Pramono Anung.

 "Saya juga ditelepon Pak Pramonio Anung, 'Pak Mahfud saya minta CV ini untuk nanti deklarasi namanya harus persis’," kata Mahfud mengulang ceritanya sebelum batal diumumkan menjadi calon wakil presiden.

Batalnya Mohammad Mahfud MD sebagai bakal calon wakil presiden pendamping Jokowi pada detik-detik terakhir pengumuman cawapres, Kamis (9/8/2018) lalu, juga sempat diwarnai 'ancaman' dari PBNU kepada Jokowi agar memilih cawapres dari NU.

Mahfud mengatakan bahwa kiai Ma'ruf Amin adalah orang yang menyuruh PBNU mengeluarkan ancaman tersebut.

Baca: Minta Maaf Usai Diamankan Polisi, Pelaku Ungkap Alasan Menyiramkan Lem Besi Pada Korban

Baca: Warga Manca Negara Turut Ramaikan HUT RI ke-73 di Sungai Durian Kubu Raya

"Robikin yang menyatakan dan yang menyuruh itu kiai Ma'ruf Amin. Bagaimana saya tahu kiai Ma'ruf Amin? Muhaimin yang bilang ke saya," kata Mahfud.

Semua detail sudah dibahas sampai tiba-tiba, semua rencana berubah.

"Seperti semua dengar, yang dipilih KH Ma’ruf Amin. Saya menerima itu sebagai realitas politik. Sebelumnya Pak Pratikno katakan sepertinya ada perubahan, coba kembali ke posisi semula dulu,” terang Mahfud.

Mahfud mengklaim tidak kecewa, tetapi kaget. Dalam politik hal itu biasa.

Menurutnya, kepentingan bangsa jauh lebih penting ketimbang nama Mahfud dan Ma’ruf. 

Ia pun bertemu dengan Jokowi setelah semua kejadian itu.

Dari Jokowi sendiri ia tahu bahwa para pimpinan parpol datang menghadap pada H-1 pengumuman cawapres membawa calon masing-masing. 

Mahfud mengatakan, Jokowi saat itu bercerita dihadapkan situasi serba sulit.

"Clear pak jokowi mengatakan, sampai kemarin sore memang sudah saya perintahkan mengerucut Pak Mahfud. Tapi sore tiba-tiba partai datang mengajukan calon-calon sendiri yang berbeda. Saya ndak bisa kemudian menolak. Sayakan bukan ketua partai," kata Mahfud menirukan yang disampaikan Jokowi.

"Lalu saya katakan, bapak tidak salah. Kalau saya jadi pak Jokowi, mungkin saya lakukan hal yang sama. Oleh sebab itu bapak tak usah merasa bersalah. Saya terima ini dengan ikhlas. Negara ini harus berjalan, saya bilang. Mari kita maju ke depan," cerita Mahfud.

Baca: Cuaca Tak Bersahabat, Rombongan Wakil Bupati Mempawah dan Pelindo Tinjau Test File dari Darat

Baca: Daniel Johan Berharap Presiden Jokowi Tinjau Lahan Pertanian di Ketapang

"Saya clear dengan pak jokowi, tidak ada sakit hati tidak ada masalah. Baik hubungannya. Keluarga juga biasa saja, tak pernah antusias. Paling cuma nelepon. Anak saya cuma ketawa-ketawa aja. Kami terbiasa menikmati hal seperti itu dan tak pernah menganggap sesuatu sebagai hal yang serba pasti di dalam kegiatan politik,“ ungkap Mahfud.

Tersinggung Pernyataan Ketua Umum PPP

Mahfud MD menyatakan dirinya tersinggung pernyataan ketua PPP, Romahurmuzy alias Rommy.

Pernyataan yang membuatnya tersinggung adalah saat Rommy menyatakan dirinya atas kemauan sendiri membuat baju.

"Begitu keluar dari ruangan (deklarasi) itu dia bilang, lho Pak Mahfud kan maunya sendiri. Bikin baju sendiri. Siapa yang nyuruh? Gitu. Saya agak tersinggung itu," kata Mahfud dalam Indonesia Lawyers Club TVOne, Selasa (14/8/2018) malam.

Mahfud mengatakan, padahal Rommy lah yang justru sehari sebelumnya memberi tahu bahwa Mahfud sudah final dipilih sebagai cawapres.

"Dia ke rumah saya hari Jumat dua minggu lalu. Dia memberitahu menyebut nama 10 itu memang betul Rommy dapat dari pak Jokowi dan itu betul dari pak Jokowi," ungkap Mahfud.

"Ada Ma'ruf Amin ada Din Syamsyudin, kenapa ada nama Din Syamsudin karena titipan dari halal bihal di Muhammadiyah kata Rommy agar disebut satu nama. Masa NU semua," kata Mahfud menirukan yang disampaikan Rommy.

Mahfud mengaku bingung saat Rommy menyatakan dirinya menginisiasi sendiri agar dipilih jadi cawapres Jokowi.

Padahal semula Rommy terang-terangan mendukungnya.

"Nah jadi Rommy sejak awal sudah ke saya bahkan sehari sebelumnya itu saya sudah komunikasi dengan Monoarfa, pak Mahfud saya bersama Rommy sudah menghadap presiden," cerita Mahfud.

"Rommy mengatakan kalau lawan pasangannya Prabowo itu Salim Segaf nanti lawannya pak Mahfud. Kalau pasangannya Prabowo itu AHY sama-sama millenial cawapresnya Rommy, gitu. Tapi sudah tahu dia kalau pak Jokowi memilih saya," ujar Mahfud.

Mahfud heran dengan dengan pernyataan Rommy tersebut.

"Saya ingatkan saja, mas Anda ini kok ngomongnya beda dengan yang waktu ketemu saya. Jangan main-mainlah," kata Mahfud seraya menceritakan Setya Novanto. (*)

Like Tribun Pontianak Interaktif on Facebook:

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved