Teroris di Kalbar

Densus 88 Buru Terduga Teroris di Dua Kawasan Perhuluan Kalbar! Satu Orang Dimasukkan ke Mobil

"Satu orang dibawa oleh Densus 88 menggunakan mobil ke arah Pontianak. Dia itu bukan asli orang Mentebah, tapi sudah lama di Mentebah," ujar Kapolsek.

Editor: Marlen Sitinjak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ ISTIMEWA
Kediaman dua warga yang diamankan personel Densus 88 Anti Teror yang diback up personel Polda Kalbar dan Polres Landak, di Ngabang, ibukota Kabupaten Landak, Sabtu (9/12/2017) malam. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAPUAS HULU - Dalam dua hari terakhir, Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri menangani kasus dugaan kasus terorisme di dua daerah perhuluan Kalimantan Barat (Kalbar), Kabupaten Landak dan Kabupaten Kapuas Hulu. 

Kabupaten Kapuas Hulu merupakan kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia. 

Setelah sehari sebelumnya Densus 88 menggeledah satu rumah di Ngabang, Kabupaten Landak, Rabu (25/7/2018) ini, Densus mendatangi sebuah perkampungan di Kecamatan Mentebah, Kabupaten Kapuas Hulu.

Baca: Imbau Masyarakat Waspada, Kepala BNPT Sebut Teroris Merekrut Anggota Lewat Media Online

Baca: Rumah Terduga Teroris Digeledah Densus 88 di Ngabang

Baca: Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Kapuas Hulu, Kapolsek: 1 Sudah Dibawa ke Pontianak

Kapolres Kapuas Hulu AKBP R Siswo Handoyo membenarkan, adanya operasi penanganan diduga kasus terorisme di Kecamatan Mentebah, Kabupaten Kapuas Hulu, Rabu (25/7/2018).

"Betul memang sedang ada operasi kepolisian. Sedang ditangani Densus 88 Mabes Polri," ujar Kapolres kepada Tribunpontianak.co.id via WhatsApp, Rabu (25/7/2018) pukul 16.57 WIB.

Dalam hal ini, jelas Kapolres, pihak Polres hanya mem-back up Densus 88 Mabes Polri.

"Untuk keterangan lebih lanjut, nanti dari pihak yang berwenang akan memberikan informasi," ungkap Kapolres.

Sementara itu, Camat Mentebah, Ridwan mengaku belum mengetahui adanya proses penanganan diduga kasus terorisme di Kecamatan Mentebah.

"Saya baru sampai di Putussibau dari Pontianak, jadi belum tahu ada operasi tersebut," kata Camat.

Baca: Gerhana Bulan 28 Juli Akan Jadi yang Terlama dengan Beragam Fenomena Alam

Baca: Waspada! Seorang Pemuda Berusia 21 Tahun Dipenjara Setelah Diangkat jadi Admin WhatsApp

Baca: Jadwal Lengkap Pesparawi Nasional 2018, Informasi Terkini hingga Gangguan Polusi Asap

Kapolsek Kecamatan Mentebah, Ipda Surarso membenarkan, Densus 88 Mabes Polri, melakukan penanganan kasus di Kecamatan Mentebah, Rabu (25/7/2018) pukul 12.00 WIB.

"Satu orang sudah dibawa oleh Densus 88 menggunakan mobil ke arah Pontianak. Dia itu bukan asli orang Mentebah, tapi sudah lama di Mentebah," ujar Kapolsek.

Kata Kapolsek, pihaknya hanya boleh memantau dari jauh karena tidak dibolehkan anggota Densus 88.

"Jadi lebih jelas mungkin ke pihak Densus," kata Kapolsek.

Penggeledahan di Ngabang

Pengendara melintas di depan rumah terduga terlibat jaringan teroris, KT yang digeledah oleh tim densus 88 di Desa Raja, Kecamatan Ngabang pada Selasa (24/7/2018) sore.
Pengendara melintas di depan rumah terduga terlibat jaringan teroris, KT yang digeledah oleh tim Densus 88 di Desa Raja, Kecamatan Ngabang pada Selasa (24/7/2018) sore. (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ALFON PARDOSI)

Sebelumnya, Selasa (24/7/2018) sore, Densus 88 menggeledah satu rumah yang diduga dihuni KT, diduga terlibat jaringan teroris, di Desa Raja, Kecamatan Ngabang. 

Berdasarkan informasi yang didapat, penggeledahan tersebut dilakukan karena sebelumnya terduga teroris KT ditangkap oleh Densus 88 di Pontianak sekitar pukul 15.00 WIB. 

Dimana saat itu KT sedang membesuk anaknya di tahanan Rutan Anak di Pontianak.

Baca: Densus 88 Geledah Rumah Terduga Teroris di Ngabang, Ini Penjelasan Kapolres Landak

Baca: Polres Sambas Gagalkan Penyelundupan 18 Ribu Butir Telur Asal Malaysia

Baca: Milan Komentari Kelemahan Arema FC di Putaran Pertama Liga 1 2018

"Pengeledahan rumah KT diakukan sekitar pukul 15.30 WIB, oleh tim yang telah berada di Ngabang," ujar Ketua RT setempat Gusti Mulyadi. 

Dijelaskan Mulayadi, penggeledahan dilakukan oleh sebanyak sembilan anggota Densus 88.

Dengan di-back up oleh anggota Polda Kalbar sebanyak empat orang, dan didampingi oleh Kapolres Landak.

Dari hasil dari penggeledahan, didapat barang bukti buku-buku, VCD dan ponsel.

Kemudian barang bukti langsung dibawa ke Pontianak oleh Densus 88.

Sejumlah aparat dari Polres Landak masih berjaga dilokasi pasca penangkapan dua orang terduga teroris oleh tim densus 88 anti teror di kota Ngabang ibukota kabupaten Landak pada Sabtu (9/12/2017) malam.
Sejumlah aparat dari Polres Landak masih berjaga dilokasi pasca penangkapan dua orang terduga teroris oleh tim densus 88 anti teror di kota Ngabang ibukota kabupaten Landak pada Sabtu (9/12/2017) malam. (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ ISTIMEWA)

Kapolres Landak AKBP Bowo Gede Imantio mengatakan, turunnya Densus 88 ke Ngabang dan masuk ke rumah KT di Desa Raja, Kecamatan Ngabang pada Selasa (24/7/2018) sore hanya untuk menggeledah.

"Jadi mereka (Densus 88) hanya menggeledah. Kita hanya mem-back up mereka bersama anggota dari Polda Kalbar," ujar Bowo kepada Tribun, Rabu (25/7/2018).

Sehingga dalam hal ini dirinya tidak bisa menyampaikan keterangan lebih dalam.

"Teknisnya saya tidak ikut terlibat. Saya juga sudah sepakat sama Polda, teknisnya itu mereka semua," katanya.

Baca: 8 Tahun Tak Dipertemukan, Persib Vs Persebaya Jadi Laga Sakral

Baca: Persebaya Vs Persib (Live): Data dan Fakta Kedua Tim, Krisis Pemain hingga Runtuhnya Madura United

Baca: Laga Tandang Perdana Persib ke Kandang Persebaya, Bobotoh Siapkan Koreo Besar

Namun yang jelas menurut Bowo, meski pun dirinya turun langsung ke rumah KT.

Tetapi hanya sekadar mendampinggi penggeledahan.

"Kita hanya dampingi untuk kepentingan penyelidikan mereka," jelasnya.

Bowo memastikan, saat penggeledahan itu tidak ada yang diamankan atau ditangkap.

"Di rumah itu hanya ada istri dan anak KT. Tidak ada yang diamankan atau pun ditangkap, hanya digeledah saja rumah itu," katanya.

Kapolres pun menegaskan untuk Landak situasinya aman dan kondusif.

"Jadi mari sama-sama kita jaga kondusifitas ini. Jangan terpancing isu-isu, konfimasi ke polisi agar informasi itu pasti," katanya.

Ditangkap di Bandara

Senin (27/11/2017) silam, Densus 88 Anti Teror dan Kepolisian Daerah (Polda) Kalbar, juga menangkap terduga teroris NH (36) di Bandara Internasional Supadio, sekitar pukul 11.00 WIB.

Berdasarkan bukti identitas Kartu Tanda Penduduk (KTP), terduga teroris bernama NH  (36) beralamat satu di antara gang di Jalan Parit Tengah, Kelurahan Sungai Beliung, Kecamatan Pontianak Barat.

Ia lahir di Sekuduk, Kabupaten Sambas, Kalbar, 7 Juni 198.

Kala itu, Tribunpontianak.co.id, mencoba menelusuri alamat itu guna memastikan apakah benar terduga merupakan warga setempat.

Ketua RT setempat, Jumadi membenarkan bahwa NH sempat menjadi warganya.

Ia menikah dengan seorang wanita asli setempat bernama DA.

Namun, saat ini NH dan istrinya sudah tidak menjadi warganya.

"Kalau lihat foto wajah dan identitasnya, orang ini benar warga kami bernama NH. Tapi, sudah lama tidak tinggal di sini," ungkapnya kepada awak media, Selasa (28/11/2017) siang.

NH dan istrinya sudah menarik dokumen sebagai warganya dan pindah ke tempat lain.

Jumadi mengaku terkejut dan tidak percaya mantan warganya ini menjadi seorang terduga teroris.

"Saya terkejut, ndak percaya dan tidak menduga. Sudah dicabut berkas-berkas kependudukannya. Saya tidak tahu sekarang pindah kemana. Sudah lama tidak pernah ke sini," terangnya. 

Ia pun menegaskan tidak tahu-menahu NH diduga terlibat dalam jaringan radikal dan ekstrimis.

Jumadi hanya mengetahui NH merupakan warga pendatang dari Kabupaten Sambas.

"Dia (NH_red) asal Sambas. Nikah sama wanita asli sini. Kalau rumah di alamat identitas itu rumah orangtua istrinya. Jadi itu rumah mertuanya NH," jelasnya.

Jumadi menerangkan semenjak menikah dengan istrinya, NH memang pernah tinggal di tempat mertuanya.

Kendati demikian, Nurul Hadi bersama istri tidak selamanya tinggal di alamat itu.

Terkadang, NH membawa istri dan anak-anak ke daerah asalnya, Kabupaten Sambas.

"Anaknya ada lima. Masih kecil-kecil (usia sekolah_red). Ada juga yang masih balita. Kalau dia dan istrinya pulang ke Sambas dibawa semua anaknya. Ndak pernah ditinggal di rumah mertuanya," imbuhnya. (*)

Do You Have Instagram, Follow us:

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved