Pastikan Kondisi Kalbar Aman, Paguyuban Jawa Kalbar Imbau Masyarakat Tak Terprovokasi
Hal ini menanggapi beredarnya informasi-informasi diluar baik di media sosial belakangan ini dampak dari riak pilkada.
Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Dhita Mutiasari
Semua masyarakat diminta untuk sama-sama menjaga keamanan dan ketertiban.
"Jangan terprovokasi dengan isu liar yang berkembang di media sosial," katanya, Jumat (29/6/2018) malam.
Menurut dia, hasil Pilkada masih belum diketahui siapa pemenangnya.
Baca: Truk Kecelakaan dan Meladak Renggut 8 Korban Jiwa
Baca: Seorang Tenaga Medis Mainkan Wajah Bayi Viral di Medsos
Walaupun berseliweran hasil perhitungan cepat atau quick count, namun semua pihak harus menunggu hasil real count resmi yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Semua harus menahan diri dan menunggu hasil KPU. Jangan saling memancing keruh suasana," imbuhnya.
Ia meminta kepolisian berkordinasi dengan TNI, tokoh masyarakat, tokoh agama dan unsur lainnya bersama-sama menjaga situasi aman yang telah berlangsung selama ini.
"Semoga kondisi tetap aman. Siapapun harus menahan diri. Jangan senang-senang dulu," tukasnya.
Jaga Kondusivitas
Ketua Ikatan Keluarga Besar Madura (IKBM) Kalimantan Barat Sukiryanto mengimbau masyarakat Kalbar untuk saling menahan diri demi persatuan dan kesatuan di Kalimantan Barat.
“Kondisi kondusif harus terus dijaga. Kami mengimbau masyarakat Kalbar terutama para tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat supaya bahu-membahu menjaga ketertiban dan keamanan Kalbar,” ungkapnya saat dikonfirmasi Tribun Pontianak via seluler, Jumat (29/6/2018) malam.
Baca: Diajak Ngebut Mahathir Mohammad di Malaysia, Ini Penjelasan Presiden Jokowi
Baca: Sah! Persunting Intan Sri Mardiani, Caisar Lepas Status Duda
Ia berharap masyarakat tidak terpecah hanya gara-gara Pilkada.
Menurut dia, Pilkada hanya sebuah proses demokrasi yang dibuat untuk kepentingan masyarakat.
“Jangan hanya karena demokrasi sesaat menjadi penyebab dan pemecah persahabatan, kekeluargaan dan keharmonisan sesama warga Kalbar,” katanya.
Pilkada hanyalah pesta rakyat. Ketika nantinya sudah ada ketetapan KPU terkait pemimpin yang terpilih, maka kebesaran hati adalah hal utama.
Dalam kompetisi, kata dia, ada pihak menang atau kalah.
“Itu adalah hal biasa. Namanya juga kompetisi dalam demokrasi. Jadi, jangan dijadikan pemecah. Kita harus mengedepankan persatuan,” tukasnya. (DHITA MUTIASARI/PRABOWO RAHINO/TRIBUNPONTIANAK.CO.ID)