Pilkada Serentak
Di Lapas Kelas II A Pontianak, Tidak Semua Warga Binaan Bisa Memilih, Ini Penjelasan Kalapas
Kepala Lapas Kelas II A Pontianak, Farhan Hidayat mengatakan, ada dua TPS di Lapas yang disiapkan yaitu TPS 34 dan 35.
Penulis: Try Juliansyah | Editor: Madrosid
Laporan Wartawan Tribunpontianak : Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBURAYA - Pelaksanaan Pilkada juga dilakukan di Lapas Kelas II A Pontianak, di Sungai Raya, Rabu (27/6/2018).
Kepala Lapas Kelas II A Pontianak, Farhan Hidayat mengatakan, ada dua TPS di Lapas yang disiapkan yaitu TPS 34 dan 35.
"Di Lapas ini ada dua jenis yaitu Lembaga Permasyarakatan Perempuan dan untuk pria. Disini ada dua TPS yang disediakan untuk setiap TPS nya kita kerahkan 12 orang petugas untuk setiap TPS nya," ujarnya, Rabu (27/6).
Dimana untuk penghuni lapas tersebut diakuinya untuk warga binaan perempuan berjumlah 76. Sedangkan untuk pria berjumlah 872 namun diakuinya tidak semua dapat ikut serta memilih.
Baca: Diduga Tiga TPS di Perbatasan Indonesia-Malaysia Golput
"Warga binaan LPP berjumlah 76 orang, tapi yang ikut memilih hanya 21 orang, sedangkan yang laki-laki pemilihnya 396 orang dari total 872 orang," lanjutnya
Diakuinya tidak seluruh warga binaan menggunakan hak plihnya dikarenakan banyak yang tidak memiliki identitas seperti KTP dan KK seperti yang disyaratkan.
"Tidak semuanya bisa memilih karena mereka berasal dari luar Kubu Raya dan Pontianak. Aturan sekarang itu kan harus pakai E-KTP dan Kartu Keluarga, kebetulan disini kan termasuk Kabupaten Kubu Raya. Tapi di lapas ini juga ada tahanan dari Pontianak, jadi hanya tahanan dari Kubu Raya dan Pontianak saja yang memilih," katanya.
Diakui oekhnya banyak warga binaan yang belum mengenal pasangan calon yang akan dicoblos. Hal itu disebabkan ada larangan untuk berkampanye di Lapas.
"Jadi sosialisasinya hanya bentuk pemberitahuan kalau tanggal 27 Juni ada pemilihan Gubernur dan Bupati, tapi tidak disertakan siapa calon-calonnya.
Walaupun demikian lanjut Farhan, warga binaan yang menggunakan hak pilihnya hampir 90 persen," katanya.
Angka partisipasi pemilih yang cukup tinggi ini diakuinya karena pihaknya terus berusaha memberikan himbauan kepada warga binaan.
"Upaya kita terus mengimbau dan mensosialisasikan ke warga binaan untuk menggunakan hak pilihnya," tutupnya.