Tari Mengaku Tahu Politik Sejak Mendapat Tugas dari KPU Melakukan Hal Ini

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Bella

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Debat Publik Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar 2018 tahap akhir baru saja usai digelar pada Kamis 21 Juni 2018 kemarin.

Para pendukung pasangan masing-masing paslon tetap setia mendampingi hingga depat putaran terakhir itu.

Tidak jarang, mereka membuat suasana gaduh dan riuh saat debat.

(Baca: Terpilih Ketua KONI Kayong Utara, Damianus Terget 5 Besar Porprov )

Jika kamu perhatikan, saat suasana mulai gaduh akan ada perempuan-perempuan cantik yang berdiri sambil mengangkat tanda dilarang bersuara.

Nah, mereka ini ternyata adalah usher yang memang ditugasi oleh KPU untuk menertibkan suara gaduh saat debat.

Satu diantaranya Seri Wulan Lestari, mengaku ia sudah menjadi bertugas sejak debat pertama.

"Emng dari awal debat pertama udah pake usher sih mba. Emang dibutuhin kali ya, maka nya pake usher buat tenangin suasana kalo ada yang ribut-ribut. Maka nya ada papan jangan berisik itu biar masing-masing pendukung paham, " katanya.

(Baca: Sahabat Bawaslu Deklarasikan Komitmen Ikut awasi Pilkada Serentak di Kalbar )

Saat suasana debat mulai berisik, mereka semua yang bertugas sebagai usher akan bersama-sama mengangkat papan di larang berisik itu.

Bagi Mahasiswa semester akhir itu, menjadi usher saat debat adalah pengalaman yang seru, karena ia akhirnya bisa tahu tentang politik. "Pengalaman ny seru sih, jadi tahu politik gitu," katanya.

Ada juga yang sedikit menyebalkan menurut Tari, yaitu ketika para pendukung masing-masing paslon agak sulit untuk diminta diam.

"Awalnya pakai senyum lah ya suruh orang-orang jangan berisik. Tapi kalau masih juga ribut pake muka tegas, " katanya.

Menjadi seorang user ketika debat pilgub, Tari juga mengaku mendapatkan bayaran seperti user pada umumnya melalui Event Organisers. "Bayaran sama kayak usher biasa sih, rahasia lah fee itu, hehe," tutupnya