Ramadan 1439 H

Memburu Lailatul Qadar di Mekkah, Air Mata Tumpah di Depan Ka'bah

Masjidil Haram penuh sesak karena banyak yang menyakini Lailatul Qodar jatuh pada 27 Ramadan...

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ HASYIM ASHARI
Suasana tawaf di Ka'bah pada 25 Ramadan. 

Jadi satu rakaat sama dengan satu halaman Alquran.

Meski amat melelahkan karena bacaan salat yang panjang-panjang hingga harus berjam jam, namun jutaan jamaah bergeming.

Mereka sabar sampai seluruh rangkaian Qiyamul selesai.

Padahal mereka datang ke Masjidil Haram sejak pagi.

Rombongan UMH Pontianak misalnya ada yang sudah berangkat pukul 09.00 pagi dari Hotel Manajil Huur di Aziziah.

Sebagian lagi berangkat pukul 14.00 siang.

Langkah ini dilakukan agar jamaah bisa leluasa mendapat tempat untuk salat dan i'tikaf.

Sebab, jika berangkat setelah Salat Ashar apalagi Magrib, jangan harap bisa mendapat tempat.

Bahkan jika pun sudah mendapat tempat, sebaiknya tidak lagi keluar masjid.

Hal itu pulalah yang kerap diingatkan Ketua Rombongan UMH Pontianak, Evi Tanderi.

"Malam ini ke 27 Ramadan. Jamaah akan sangat membludak, lebih ramai dari sebelum-sebelumnya," tulis Evi mengingatkan jamaah di grup WhatsApp UMH Itikaf Plus Mesir.

"Disarankan agar jamaah yang sudah dapat tempat tidak keluar lagi dari Haram jika ingin itikaf karena banyak pintu masuk akan ditutup dan akan sulit untuk masuk kembali," tulisnya lagi.

Tarawih di malam ganjil 10 hari terakhir Ramadan memang sudah jadi primadona.

Tak hanya jamaah dari Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Singapura, namun juga negara Eropa, Afrika, India dan tentu saja Jazirah Arabia.

Ada sejumlah alasan mengapa jutaan jamaah itu i'tikaf dan Tarawih di Masjidil Haram.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved