Pemerintah Tidak Fair Jika Turunkan HET Beras, Fadli Zon: Menginjak Periuk Nasi Petani

Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon menuliskan cuitannya terkait Himpunan Kerukunan Tani Indonesia yang menolak rencana

Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ YOUTUBE
Ragam jenis beras 

3) Bagaimana petani bisa mendapatkan insentif jika harga gabahnya hendak ditekan melalui penurunan HET? Dalam catatan kami di HKTI, HET beras yg diatur oleh Permendag No. 57/2017 sebenarnya sdh cukup moderat.

4) Walau harga pembelian pemerintah tak ada koreksi, tetap di angka Rp3.750 per kg, namun di lapangan petani bisa menjual gabah di kisaran harga Rp. 4.500 hingga Rp. 5.000 per kg.

5) Itu harga yg bisa memberi sedikit keuntungan bagi para petani, sebab menurut catatan IRRI, harga pokok produksi gabah adlh sekitar Rp. 4.079 per kg.

6) Jika pemerintah menurunkan HET beras, petani bisa kehilangan insentif. Menurut sy itu jahat sekali, memberikan harga murah kepada konsumen tapi dgn menginjak periuk nasi petani. Ini tidak fair.

7) Dalam kaitannya dgn harga pangan, orientasi pemerintah mestinya adlh keadilan dan keterjangkauan, bukan murah dan mahal. Adil untuk petani, dan terjangkau untuk konsumen.

8) Dlm catatan HKTI, Permendag No. 57/2017 telah membentuk equilibrium baru di pasaran. Peraturan tsb bisa menjinakkan harga beras yg sebelumnya bisa mencapai Rp.15.000 hingga Rp.17.500 per kg.

9) Konsumen kini bisa menerima dan menjangkau harga equilibrium baru yang berada di kisaran Rp.9.450 hingga Rp.12.800.

10) Permendag No. 57/2017 menurut sy juga sudah efektif menekan inflasi. Sehingga, sgt aneh jika kebijakan yg belum berumur setahun tsb hendak dibongkar kembali. Apalagi, opsinya tdk lebih baik. Penurunan HET hanya akan membuat gaduh saja.

11) Ketimbang mengubah HET, HKTI menyarankan kpd pemerintah agar meningkatkan pengawasan thdp implementasi Permendag No. 57/2017. Meningkatkan pengawasan jauh lebih murah risikonya drpd merilis kebijakan baru yg akan membongkar keseimbangan yg sdh terbentuk.

12) HKTI juga mendorong agar Bulog menyerap gabah petani dan minta harga pembelian pemerintah yang jadi patokan Bulog dinaikkan 10% dari harga pokok produksi gabah, menjadi Rp. 4.500 per kg. @hkti

13) Agak sulit bagi Bulog untuk menyerap gabah petani pada harga Rp. 3.750 per kg, sebab harga itu di bawah harga pokok produksi yang dikeluarkan petani. Kenaikan 10% itu saya kira sangat wajar, agar petani bisa hidup sejahtera. @hkti," tandas Fadli Zon

Seperti dikutip dari Kompas.com, pemerintah akan mengkaji ulang rencana penurunan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras dari Rp 9.450 per kilogram menjadi Rp 8.950 per kilogram.

Asisten Deputi Moneter Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Edi Prio Pambudi mengatakan, kesejahteraan petani mesti diperhitungkan dalam penetapan HET beras.

HET beras diterapkan untuk menjaga stabilitas harga komoditas di tingkat konsumen sebagai upaya mengendalikan inflasi.

"Jangan sampai membuat produsen kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan karena kalau tidak mereka akan kesulitan untuk ekspansi produksi. Kita harus lihat seimbang untuk menjaga ini. Sehingga bisa dikatakan, tujuan HET ini untuk menjangkar harga supaya tidak berlebihan," ujar Edi, Selasa (5/6/2018).

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Terkait Rencana Penurunan HET Beras, Fadli Zon: Itu Jahat Sekali, Tidak Fair

Sumber: TribunWow.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved