Jasad Amoy Cantik Dikemas Dalam Kardus! Pembunuhnya Baru Kenal 4 Bulan, Ini Kisahnya
Ia dihadiahi peluru karena mencoba melawan dan melarikan diri, saat personel kepolisian mengamankan pelaku pembunuh Rika.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEDAN - Hendri, pelaku pembunuhan Rika Karina berjalan tertatih-tatih turun dari mobil unit Sabhara Polrestabes Medan.
Ia terlihat menahan sakit akibat timah panas yang bersarang di betis kanan kakinya.
Ia dihadiahi peluru karena mencoba melawan dan melarikan diri, saat personel kepolisian mengamankan pelaku pembunuh Rika.
Baca: Kisah Lucu di Balik “Lagu Manok”, Andalan Karolin Menghibur Masyarakat
Baca: Monster Pemangsa Manusia di Kalimantan yang Melegenda! Seorang Bocah Dijadikan Tumbal
Saat Tribun-Medan.com mewawancarai pelaku, Hendri mengatakan, berawal sakit hati karena barang tidak bisa dikembalikan.
"Saya menghabisi nyawa korban dengan pisau, karena sakit hati barang yang saya order tidak bisa. Jadi uang saya tidak bisa dikembalikan," ujarnya saat paparan ungkapan kasus di Mapolrestabes Medan, Kamis (7/6/2018).
Pelaku merasa sakit hati karena tidak bisa menerima uangnya kembali yang sebelumnya sudah diberikan kepada korvan. Diketahui uang pelaku yang sudah diberikan kepada korban Rp 4 juta 170 ribu.
Saat Tribun Medan mencoba tanya apakah dirinya menyesal, pelaku hanya berdiam diri seolah tidak mau menjawab.
Pelaku melakukan pembunuhan terhadap Rika dengan cara membenturkan kepala korban kemudian menusuk leher kiri satu kali, leher kanan satu kali.
Tidak hanya itu, pelaku juga memotong nadi tangan kiri korban, kemudian menyayat tangan kanan korban dengan menggunakan pisau dapur bergagang hijau.
Baca: Penghujung Ramadan, Perbanyak Istighfar dan Doa di Malam Lailatul Qadar
Baca: Tak Menyangka Ternyata Artis Cantik Donita Punya Rumah Mewah Sebelum Menikah, Yuk Intip!
Kapolrestabes Medan Kombes pol Dadang Hartanto mengatakan awalnya pada bulan Februari 2018 tersangka pergi ke Plaza Millenium untuk membeli produk bedak kosmetik.
Kemudian sampai di Plaza Millenium bertemu dengan korban dan berkenalan dengan meminta No Hp korban. Lalu tersangka membeli dua buah bedak seharga Rp 250 ribu.
"Jadi sekitar 3 Minggu kemudian tersangka menelpon korban dan memesan 7 paket bedak seharga Rp 1,8 juta kemudian dia (pelaku) dan korban (Rika) sepakat bertemu di depan Plaza Millenium. Keduanya bertemu dengan pelaku dan si pelaku memberikan uang panjar sebesar Rp 1 juta 750 ribu kepada korban," ujarnya saat memberikan paparan di Mapolrestabes Medan, Kamis (7/6/2018).
Hendri alias Ahen, pembunuh Rika Karina saat di Mapolrestabes Medan, Kamis (7/6/2018). (TRIBUN MEDAN/M ANDIMAZ)
Baca: Baru Saja Meninggal, Pria Muda Ini Bikin Kalangan Artis Ternama Indonesia Berduka, Siapakah Dia?
Baca: Petugas Temukan Makanan dan Kosmetik Kedaluwarsa di Pasar Nanga Mahap
Lanjut Dadang, korban berjanji barang akan diberikan kepada tersangka paling lambat 4 hari dan empat hari kemudian korban menelpon tersangka bahwa barang pesanan tersangka telah datang.
"Kedua kemudian membuat perjanjian untuk bertemu di depan Plaza Milenium, lalu korban memberikan tujuh tujuh paket bedak pesanan tersangka. Kurang lebih satu bulan kemudian, tersangka ini menelpon korban kembali untuk memesan tujuh paket bedak kepada korban," sambungnya.

Duka Sang Bunda
Ibu mana yang tega melihat anak yang dirawatnya sejak kecil dengan penuh kasih sayang dan cinta, harus tewas dengan cara mengenaskan ditangan orang yang tidak bertanggungjawab.
Hal itulah yang dialami oleh Sarina (47), ibu tiri dari Rika Karina (21) alias Huang Lisya korban pembunuhan yang pembunuhan keji yang terjadi pada Rabu (6/6/2018) sekitar pukul 02.00 WIB dinihari.
Rika ditemukan dalam keadaan mengenaskan, terbungkus dalam tas dan badannya seperti dilipat.
Lalu dibungkus dalam kardus popok bayi dan diikat diatas sepeda motor Honda Scoopy dengan pelat nomor BK 5875 ABM yang terparkir di Jalan Karya Rakyat Gang Melati 1, tepatnya di samping gereja HKBP Ampera, Sei Agul.
Sehari setelah kepergian Rika, Sarina mengatakan bahwa semalam ia tidak bisa tidur sama sekali.
Hatinya terus dihantui rasa gelisah memikirkan anak perempuan yang sangat disayanginya tersebut.
Walaupun Rika bukan terlahir dari rahimnya, namun Sarina mengaku sangat menyayangi dan mencintai Rika yang sudah dirawatnya sejak kecil tersebut.
"Dari kemarin nggak bisa tidur ibu, gelisah terus mikirin Rika. Makan aja dua hari ini nggak tertelan terus, nggak ada rasanya makanan itu waktu ditelan," kata Sarina, Kamis (7/6/2018).
Baca: Sukiryanto Akan Perjuangkan Masalah Perumahan Hingga Tenaga Kerja
Baca: Marko Simic Dikaitkan dengan Kasus Via Valen, Media Malaysia Beberkan Hal Ini
"Saya heran kok bisa seperti itu Rika meninggal. Semua orang memang pasti meninggal akhirnya, tapi kenapa cara dia meninggal seperti itu. Mungkin kalau tidak nggak tawakal sama Allah, sudah bisa stres aku ini nangis terus," ucapnya sambil menyeka air matanya.
Ditanya hal apa yang paling Sarina ingat dari anak tirinya Rika? perempuan berhidung mancung ini mengatakan Rika itu cukup sayang dan perhatian sama adik-adiknya.
"Dia sangat memperhatikan keluarga. Asal menelepon pasti selalu bertanya bagaimana keadaan keluarga, apa ada masalah, bertanya tentang adik-adiknya. Sangat baiklah anaknya," kenang Sarina. (*)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Mula Perkenalan Hendri dan Rika 4 Bulan Silam tapi Berakhir dengan Mayat dalam Kardus
Like Tribun Pontianak Interaktif on Facebook: