Razan Nazar Tak Sadar Ada Peluru Bersarang di Tubuhnya, Ia Menangis: 'Punggungku, Punggungku'

Terlalu lelah mengucurkan air mata lagi, ketika sang ibunda Sabren al-Najjar mengenang bagimana putrinya hidup, sebagai pejuang tanpa senjata.

Editor: Didit Widodo
Razan al-Najjar 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, TRIBUN - Razan Najjar seorang relawan medis Palestina yang menjadi korban kekejaman pasukan Israel ketika dirinya bertugas di garis depan membantu dan menyelamatkan korban demonstran Palestina,

Benarkah penembakan tersebut adalah suatu hal yang tidak disengaja.
-----
Kesedihan dan air mata yang medalam adalah hal yang kini dialami oleh kelompok medis Palestina dan keluarga Nazan al-Najjar.

Terlalu lelah untuk mengucurkan air mata lagi, ketika sang ibunda Sabren al-Najjar mengenang bagimana putrinya hidup, sebagi pejuang tanpa senjata.

Aksi kemanusiaan Razan al-Najjar
Aksi kemanusiaan Razan al-Najjar ()

Razan Najjar adalah satu di antara beberapa anggota medis Plestina yang menjadi korban penembakan oleh kelompok bersenjata Israel pada, Sabtu (2/6/2018).

Najar tertembak ketika dirinya tengah bertugas dalam aksi demonstrasi yang dipenuhi warga Palestina sejak 30 Maret lalu.

Di tempat protes di Khuza'a, saksi mengatakan bahwa Razan mendekati pagar pada hari Jumat dengan rompi medisnya dan dengan kedua lengannya terangkat untuk menunjukkan kepada tentara Israel, yang berada 100 meter jauhnya, bahwa dia tidak menimbulkan ancaman.

Razan al-Najjar
Razan al-Najjar ()

Niatnya adalah untuk mengevakuasi seorang pengunjuk rasa yang terluka yang berbaring di sisi lain pagar.

Namun, Razan justru ditembak di dadanya dengan peluru tajam, satu peluru menembus lubang di bagian belakang rompi.

Dia menjadi orang Palestina ke-119 yang dibunuh oleh pasukan Israel sejak protes tersebut mulai untuk menyerukan hak Palestina untuk kembali ke rumah dari mana mereka diusir sejak tahun 1948, dilaporkan lebih dari 13.000 orang lainnya telah terluka.

Dalam sebuah kesaksian Rida Najjar yang juga seorang relawan medis, mengaku dia berdiri di samping Razan pasca terjadi penembakan.

"Ketika kami memasuki pagar untuk mengevakuasi para pengunjuk rasa, Israel menembakkan gas air mata ke arah kami," kata pria 29 tahun, melalui Al Jazeera

"Kemudian seorang sniper menembakkan satu tembakan, yang langsung mengenai Razan, Fragmen peluru juga melukai tiga anggota lain dari tim kami.

"Razan pada mulanya tidak menyadari dia telah ditembak, tetapi kemudian dia mulai menangis, 'Punggungku, punggungku!' dan kemudian dia jatuh ke tanah.

"Itu sangat jelas dari seragam kami, rompi kami dan tas medis, siapa kami," tambahnya.

"Tidak ada pemrotes lain di sekitar, hanya kami." tutupnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved