Razan Nazar Tak Sadar Ada Peluru Bersarang di Tubuhnya, Ia Menangis: 'Punggungku, Punggungku'
Terlalu lelah mengucurkan air mata lagi, ketika sang ibunda Sabren al-Najjar mengenang bagimana putrinya hidup, sebagai pejuang tanpa senjata.
***
Sebelum menjadi korban penembakan Razan sempat mengungkapkan apa yang kini dirasakannya sebagai anggota medis.
Menurutnya hal itu adalah tugas dan tanggung jawabnya untuk hadir dalam proses dan membantu korban yang terluka.
"Tentara Israel berniat untuk menembak sebanyak yang mereka bisa," katanya pada saat itu.
"Ini gila dan aku akan malu jika aku tidak ada di sana untuk bangsaku." tambahnya melansir dari New York Times.
Penargetan terhadap anggota paramedis nampaknya juga bukanlah kebetulan semata dalam kesaksian yang diungkapkan Kementrian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa :
"Satu tim paramedis mengenakan jas medis putih berusaha untuk mengevakuasi yang terluka".
"Tim paramedis mengangkat tangan mereka, menekankan bahwa mereka tidak menimbulkan bahaya bagi pasukan bersenjata," kata kementerian kesehatan.
"Segera, pasukan dari pendudukan Israel menembakkan peluru hidup, memukul Razan Najjar di dada, dan melukai beberapa paramedis lainnya."



Foto pemakaman Razan al-Najjar (The Star)
Mohammed al-Hissi, direktur tim medis darurat Bulan Sabit Merah, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka mencoba mengobati Razan segera setelah dia ditembak sebelum akhirnya dia dipindahkan ke Rumah Sakit Eropa di Khan Younis.
"Penargetan Razan bukan pelanggaran pertama dalam pekerjaan kami sebagai tenaga medis di lapangan, dan itu mungkin tidak akan menjadi yang terakhir," katanya.
"Ini adalah kejahatan perang terhadap pekerja kesehatan dan pelanggaran Konvensi Jenewa Keempat yang memberi petugas medis hak untuk menawarkan bantuan mereka pada masa perang dan perdamaian."
Juru bicara kementerian, Ashraf al-Qidra, menambahkan bahwa lebih dari 100 pemrotes terluka pada hari Jumat, termasuk 40 dengan amunisi hidup, yang lain menderita cedera terkait gas air mata.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, 238 petugas kesehatan dan 38 ambulans telah menjadi sasaran pasukan Israel sejak dimulainya gerakan Bulan Maret Agung. (Intisari/Afif Khoirul M)

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul: Kata-kata Terakhir Razan Najjar: 'Aku Malu Jika Tidak Berada di Garis Depan untuk Bangsaku'