Panik Teriakan Bom
Kepolisian Terburu-buru Tetapkan Status Tersangka, Suriansyah: Jangan Sampai Kita Mendzolimi FN
Menurutnya, orang Papua adalah orang yang romantis dan orang yang selera humor tinggi
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Jamadin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Wakil Ketua DPRD Kalbar, Suriansyah menyayangkan penetapan tersangka oleh pihak Kepolisian pada FN yang dinilainya terburu-buru.
"Penetapan tersangka pada FN oleh Kapolres Pontianak terlalu terburu-buru, seharusnya didahului dengan penyelidikan yang teliti dan intensif apakah memang sudah terjadi mengancam atau penyebutan kata-kata bom yang jelas dan disaksikan saksi yang ada disekitar itu atau rekaman pembicaraan karena tanpa itu pengakuan pramugari Lion Air patut dipertanyakan karena kami sebagai salah satu konsumen Lion Air sering kali tidak puas dengan pelayanan kru baik didaerat maupun udara. Sering terjadi keterlambatan dari jadwal penerbangan, dan lain sebagainya," ungkap Suriansyah, Rabu (30/05/2018).
Maka, kata dia, perlu diselidiki terlebih dahulu secara teliti termasuk motif FN untuk melakukan pengeboman jika memang benar ada bom atau motif untuk bergurau dengan kata-kata bom.
"Jangan sampai kita mendzolimi saudara FN yang berasal dari Papua dan diutus oleh Pemda Papua untuk belajar di Untan dengan beasiswa yang kemudian akan menjadi putra Papua yang bisa membangun Papua didaerahnya," katanya.
(Baca: Panti Pijat Terbakar, Polisi Beberkan Kronologinya )
Sebagai orang yang beruntung pernah bertugas di Papua selama 3,5 tahun, kata dua, sedikit banyak ia memahami kultur, dan adat budaya Papua.
Menurutnya, orang Papua adalah orang yang romantis dan orang yang selera humor tinggi, mereka sangat menyayangi dan menghargai sesama manusia.
Dan selama di Papua tidak pernah diancam, atau perlakukan tidak baik, malah disambut sebagai keluarga besar, tamu yang memberikan pencerahan dan masukan positif pada teman Papua.
Presiden Jokowi, lanjutnya, sudah melakukan langkah untuk memajukan Papua agar setara dan sama dengan seluruh masyarakat di Indonesia.
(Baca: Oppo Gelar Promo Ramadan Special Cashback 2018 )
Pihak keamanan, ditegaskannya juga harus memahami hal seperti ini, dan memahami bahwa sikap Papua sangat berhubungan langsung kebutuhan NKRI, kita tidak mau orang Papua merasa terzolimi, merasa dianak tirikan, dan rendahkan dengan kasus seperti ini.
"Kami sebagai pimpinan DPRD Kalbar dan orang yang pernah tinggal di Papua, mengajak untuk bersikap bijak menangani masalah ini, jangan arogan, dan jangan karena tidak teliti menetapkan yang bersangkutan sebagai tersangka.
Termasuk kami harapkan agar Lion Air intropeksi diri memperbaiki kualitas SDM, Pramugari, dan pelayanannya," ujarnya.
Sebagai pimpinan DPRD Kalbar, Suriansyah pun meminta pihak Kepolisian melakukan penelitian ulang, penyelidikan ulang dengan memanggil para saksi untuk mengungkap motif FN serta melihat secara umum pelayanan Lion Air terhadap penumpangnya.
"Kami juga mengharapkan agar pemerintah dan Lion Air dapat memulangkan saudara FN ke Papua dengan biaya pemerintah agar bisa mengabdikan diri di Papua," harapnya.
Selain itu, ia juga mengaku tidak setuju ketika penumpang yang membuka pintu darurat akan dijadikan sebagai tersangka, karena dengan kondisi panik maka akan berfikir untuk menyelamatkan diri.
Maka, kata dia, jika ada tuduhan yang menyatakan penumpang membuka pintu darurat tanpa intruksi tidak bisa diterima karena dalam keadaan panik semua bisa melakukan hal tersebut.