Bom di Surabaya
Kondisi Jasad Pengebom Gereja Dita Oepriyanto dan 2 Anaknya Sudah Seminggu Telantar & Belum Dikubur
Dita merupakan pelaku bom bunuh diri Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno.
Gubernur Jatim, Kapolda dan Pangdam V Brawijaya saat mengecek kemanan di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jl Ngagel Surabaya, Minggu (21/5/2018). (surya/fatkhul alami)
Sebelumnya sejumlah jenazah teroris sempat akan dimakamkan di Putat Gede Surabaya, namun ditolak warga.
Machfud berharap, secepatnya jenazah yang masih di RS Bhayangkara Polda Jatim bisa dimakamkan.
Orang nomor satu di Polda Jatim ini juga merasa gembira, lantaran situasi keamanan di Surabaya dan Jatim cukup aman.
Di gereja-gereja Surabaya yang minggu lalu diserang bom
bunuh diri, juga ibadahnya sudah normal.
"Tadi sudah bertemu dan tanya ke Romo, Pendeta gereja. Ibadahnya sudah normal, kami jaga terus. Sudah aman," tegas Machfud.
Kabid Dokkes Polda Jatim, Kombes Pol Budi Hariyadi menambahkan, tiga jenazah pelaku bom bunuh diri dan satu korban masyarakat masih dilakukan tes DNA.
"Mudah-mudahan cepat dan hari ini (Minggu, 21/5/2018) sudah selesai. Untuk satu korban masyarakat yang belum diserahkan, yakni Bayu yang meninggal di Gereja Ngagel," tutur Budi.
Menurut Budi, Minggu (21/5/2018) pagi, RS Bhayangkara melepas 7 jenazah pelaku.
Mereka pelaku yang tewas di Polrestbes Surabaya (4) dan Gereja Kristen Insonesia (GKI) Jl Diponegoro.
"Tujuh jenazah dibawa ke Sidoarjo untuk dimakamkan," tutur Budi.
Empat pelaku yang tewas di Polrestabes Surabaya, yakni Tri Murtiono (50), istrinya Tri Ernawati (43), M Dafta Amin Murdana (18), dan M Satria Murdana (15).
Sedangkan tiga jenazah pelaku bom bunuh diri di GKI Jl Diponegoro, yakni Puji Kuswati (43), dua anak perempuannya Fadilah Sari (12) dan Pemela Riskika (9).
Artikel ini telah termuat di Tribunews