Ledakan Bom di Surabaya
Tragedi Bom di Surabaya, Adik Kandung Amrozi Sebut Ada Aksi Balas Dendam
Adik kandung Amrozi, Ali Fauzi Manzi turut menanggapi kasus yang terjadi sepekan ini.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SURABAYA - Ledakan bom terjadi di tiga Gereja di Surabaya.
Menurut Kapolri, pelaku bom bunuh diri di tiga Gereja di Surabaya adalah Dita Oeprianto beserta istri dan anak-anaknya.
Ledakan bom di Surabaya mengundang beragam persepsi masyarakat.
Beberapa menganggap kejadian tersebut adalah settingan pihak kepolisian.
Ada pula yang meyakini bahwa aksi tersebut sebagai bentuk balas dendam terkait peristiwa di Mako Brimob Depok yang terjadi pada Selasa (8/5) dini hari hingga Kamis (10/5).
Diketahui, terjadi kericuhan antara terpidana teroris dengan pihak polisi.
Adik kandung Amrozi, Ali Fauzi Manzi turut menanggapi kasus yang terjadi sepekan ini.
Ali Fauzi merupakan mantan pentolan Jamaah Islamiyah (JI) sekaligus eks anggota teroris dari kelompok Moro Islamic Liberation Front (MILF).
Baca: Bulan Ramadan, ASN Pemkot Pulang 1 jam Lebih Awal
Dilansir dari Tribun Jatim, ia menyatakan bahwa teror bom yang meledak di tiga gereja di Surabaya adalah bagian dari balas dendam terkait peristiwa di Mako Brimob.
Sebuah video yang merekam seorang anggota polisi menyuapi makan napiter dengan kedua tangan diborgol dalam bus di perjalanan menuju Nusakambangan menjadi penyulut kemarahan beberapa pihak yang sejalan dengan teroris.
"Jadi kelompok ini sangat terprovokasi dengan video yang beredar luas," tutur Ali Fauzi.
Ali menambahkan bahwa pelaku bom di Surabaya adalah kelompok yang bergerak dalam medio empat hingga lima tahun terakhir.
"Kelompok ini berafiliasi dengan ISIS," tandasnya.
Anggota teroris biasanya saling bahu membahu dalam menjalankan misinya.
Menurut Ali, Polisi sebenarnya tahu bahwa akan ada pembalasan atas kasus di Mako Brimob, hanya tidak diketahui secara pasti kapan dan di mana akan terjadi.