Polisi Perketat Pengamanan Mapolres Sekadau

Rentetan kasus teror yang terjadi belakangan ini mengundang duka dan keprihatinan banyak pihak.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/RIVALDI ADE MUSLIADI
Polisi meningkatkan pengamanan di Mapolres Sekadau, pasca terjadi serangan teror di beberapa wilayah di Indonesia. Hal tersebut dilakukan berdasarkan arahan langsung dari Mabes Polri dan Polda Kalbar. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rivaldi Ade Musliadi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SEKADAU - Rentetan kasus teror yang terjadi belakangan ini mengundang duka dan keprihatinan banyak pihak. Belum habis air mata pasca penyerangan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. Teror kembali terjadi di Surabaya. Bahkan, teror juga terjadi di Mapolrestabes Surabaya.

Kapolres Sekadau, AKBP anggon Salazar Tarmizi menuturkan, sesuai arahan Kapolri dan Kapolda Kalbar, pihaknya memperketat pengamanan keagamaan di gereja-gereja pasca teror.

Selain itu, pihaknya juga meningkatkan pengamanan markas, pasca teror yang terjadi di Polrestabes Surabaya.

Baca: STIK Muhamadiyah Akan Gelar Dialog Kesehatan dan Pelantikan Alumni

“Melatih personel menggunakan senjata api dan melaksanakan standard operating procedure (SOP) siaga,” ujarnya, Rabu (16/5/2018).

Kemudian, kata Anggon, bersama forum kerukunan umat beragama (FKUB) membuat kesepakatan mendukung pemerintah memberantas terorisme.

Anggon mengatakan, upaya lainnya yang dilakukan, yakni membentuk tim antisipasi sel-sel teroris, menajamkan giat intelijen dan bhabinkamtibmas agar memberdayakan masyarakat binaan.

Baca: Cegah Inflasi BI Sarankan Pemkot Pontianak Pastikan Ketersediaan Stok Pangan

“Serangan-serangan di Mako Brimob, gereja, Polrestabes Surabaya tidak terkait dengan agama,” tegas Anggon.

Pihak kepolisian juga menggelar patroli skala besar bersama stakeholder. Melaksanakan buddy sistem terhadap personel yang melaksanakan pengamanan diluar markas.

Anggon mengimbau kepada masyarakat agar jangan takut terhadap teroris. Ia mengatakan, semua lapisan bersatu memberantas terorisme, baik secara fisik maupun melalui media sosial.

Ia mengungkapkan, serangan terhadap gereja, Polrestabes Surabaya dan lokasi lainnya dilakukan kelompok jamaah ansharut daulah (JAD). Dimana, kata dia, beberapa hari lalu juga dilakukan di Paris.

Baca: Curi iPhone, Driver Ojol Ini Diringkus Polisi

“Waspadai orang-orang yang tidak dikenal atau dicurigai. Segera hubungi pihak kepolisian, jangan main hakim sendiri. Jangan sebarkan video-video yang mengakibatkan ketakutan masyarakat,” imbaunya.

Selain itu, Anggon juga mengingatkan masyarakat untuk mengawasi anak, saudara dan keluarga dari pengaruh atau doktrin sesat yang mencuci otak. Ia juga mewanti-wanti masyarkat agar menghindari postingan di media sosial yang menyulut emosi dan fitnah.

“Itu akan langsung ditindak menggunakan Undang-Undang ITE. Sebagai contoh di Kayong Utara dan di Melawi,” pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved