Atbah Desak Diskes Sambas Pro Aktif Tangani Isu Strategis Kesehatan

Terkait campak dan rubella, Atbah mengarahkan agar dilakukan pemetaan strategi, agar target dunia tanpa campak dan rubella dapat tercapai.

Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ TITO RAMADHANI
Bupati Sambas, Atbah Romin Suhaili bersama Kadis Kesehatan Sambas dr Fatah Maryunani saat sosialisasi Kampanye Measles Rubella di Aula Bakeuda Kab Sambas, Rabu (2/5/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Bupati Sambas, Atbah Romin Suhaili mengharapkan Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas lebih pro aktif dalam setiap isu strategis kesehatan.

Terkait campak dan rubella, Atbah mengarahkan agar dilakukan pemetaan strategi, agar target dunia tanpa campak dan rubella dapat tercapai.

Baca: Waspadai Penyebaran Campak dan Rubela

Baca: Ini Yang Diadukan Mahasiswa Kabupaten Sambas Saat Bupati Atbah Tinjau Kondisi Asrama

"Jika pemberian imunisasi rutin dan tambahan dirasa sangat penting, sampaikanlah pemahaman yang bisa dipahami masyarakat, sehingga partisipasi aktif dan kesadaran masyarakat meningkat," tegas Atbah.

Atbah berharap, kampanye imunisasi measles rubella dapat menutupi kesenjangan, sehingga tidak ada daerah kantong yang akan menjadi sumber penularan.

Baca: Bupati Atbah Tinjau Kondisi Asrama Mahasiswa Kabupaten Sambas

"Cakupan yang tinggi dan merata, bisa mencapai minimal 95 persen terbentuk herd immunity atau imunitas kelompok," sambungnya.

Sebelumnya diberitakan,
Indonesia telah berkomitmen mencapai eliminasi campak dan pengendalian Rubela atau CRS (Congenital Rubella Syndrome) pada tahun 2020.

Pada sosialisasi Kampanye Measles Rubella di Aula Bakeuda Kab Sambas, Rabu (2/5). Kadis Kesehatan Sambas dr Fatah Maryunani menjelaskan, untuk mewujudkan komitmen itu, diperlukan upaya melakukan introduksi imunisasi measles rubella ke dalam imunisasi rutin.
"Imunisasi MR atau Measles Rubella, diberikan pada anak usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun. Pemberiannya dengan cakupan minimal 95 persen dan merata, diharapkan akan membentuk imunitas kelompok atau Herd Immunity," jelasnya.

Tujuan dari pemberian imunisasi itu, menurut dr Fatah, dalam rangka mengurangi transmisi virus ke usia yang lebih dewasa, dan melindungi kelompok tersebut ketika memasuki usia reproduksi.

Dengan pemberian imunisasi campak dan rubella, diyakini secara dunia medis, dapat melindungi anak dari kecacatan dan kematian akibat pneumonia, diare, kerusakan otak, ketulian, kebutaan dan penyakit jantung bawaan.

Kampanye imunisasi MR dilaksanakan diseluruh wilayah Indonesia, pelayanan imunisasi dilakukan di pos-pos pelayanan imunisasi yang telah ditentukan seperti sekolah-sekolah, posyandu, polindes, poskesdes, puskesmas, puskesmas pembantu, rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya," ungkap Fatah.

Kadiskes juga mengungkapkan, cakupan imunisasi campak 5 tahun terakhir di Kabupaten Sambas bersifat fluktuatif.

"Berkisar dari 89 hingga 96 persen. Pada tahun 2017 cakupan imunisasi campak di Kabupaten Sambas mencapai 89,6 persen. Itu masih dibawah cakupan imunisasi campak yang ditargetkan pemerintah sebesar 93 persen," paparnya.

Tujuan dari kegiatan imunisasi MR, menurutnya secara umum untuk mencapai eliminasi campak dan pengendalian Rubella CRS tahun 2020.

Lanjut dr Fatah, tujuan khususnya, kegiatan imunisasi MR sebagai upaya peningkatan kekebalan masyarakat terhadap campak dan rubella secara cepat.

"Pemerintah juga berupaya memutus transmisi virus Campak dan Rubella, menurunkan angka kesakitan Campak dan Rubella serta menurunkan angkan kejadian Congenital Rubella Syndrome (CRS),"sambungnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved