Tragedi Wakapolres Eksekusi Ipar Sendiri! 6 Tembakan Akhiri Hidup Jumingan

Setelah terdengar suara tembakan, warga melihat Kompol Fahrizal yang masih menenteng senjata api keluar dari rumah bersama ibunya.

Editor: Marlen Sitinjak
Kolase TribunJakarta.com
Kompol Fahrizal mantan Kasatreskrim Polrestabes Medan. 

Selagi asyik mengobrol, tiba-tiba Henny melihat Fahrizal menodongkan senjata api ke arah ibunya.

Sontak, karena kejadian itu, Jumingan menenangkan dan melarang Fahrizal, sambil berteriak, "jangan bang".

Tak lama berselang Fahrizal malah memalingkan senjata apinya ke arah Jumingan, seketika senjata api langsung meletuskan peluru. "Dorrr..." Jumingan bersimbah darah.

Henny mendengarkan pelaku Fahrizal menembakkan sebanyak 4 hingga 6 tembakan.

Sontak Henny melarikan diri ke arah kamar dan mengunci kamar karena ketakutan.

Sebanyak enam tembakan memberondong badan Jumingan.

Tiga peluru mengarah ke kepala dan dada, lalu tiga lainnya mengarah ke perut korban.

Setelah menembak korban Jumingan, Fahrizal masih menggedor pintu kamar dan menyuruh agar Henny membuka pintunya.

Setelah kejadian, Fahrizal membawa ibunya ke Polsek dan selanjutnya ke Polrestabes Medan untuk menyerahkan senjata apinya ke Wakapolrestabes Medan, Kamis dinihari.

Kamis siang, saat digiring turun dari mobil Kijang Kapsul berwarna silver, sekitar pukul 14.30 WIB, tersangka Fahrizal berjalan mengenakan kaos Quiksilver berwarna merah dan celana basket berwarna silver.

Wakapolres, Polres Lombok Tengah itu terlihat tenang dan pandangan matanya seolah kosong, dibalik sebo berwarna hitam yang dikenakan untuk menutupi wajah.

Depresi Berat

Dugaan depresi yang dialami Fahrizal diungkapkan warga, bertetangga rumah ibu kandung Kompol Fahrizal di Jalan Tirtosari, Gang Keluarga, Medan Tembung. Menurut warga, sikap aneh bukan pertama kali ini saja ditunjukkan Kompol Fahrizal.

"Ini yang kedua kali. Sikap aneh pertama kali dilakukannya itu dulu dia pernah bakar-bakar di depan rumahnya. Bakar kertas dengan tatapan kosong," kata warga yang tinggal di depan Gang Keluarga, Kamis (5/4/2018).

Menurut wanita paruh baya yang mengaku sudah kenal 10 tahun dengan keluarga Kompol Fahrizal, dugaan depresi hebat lah yang memicu Kompol Fahrizal berbuat nekat menembak mati Jumingan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved