Paus Fransiskus Kritisi Pemanfaatan Salib sebagai Barang Dagangan dan Fesyen
Paus melanjutkan dengan menjelaskan bagaimana salib harus dianggap lebih dari sekadar objek estetika.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Dalam pidato terbarunya, Paus Fransiskus telah mengkritik orang-orang yang mengenakan salib sebagai barang-barang fesyen.
Ia melabeli tindakan ini sebagai "penyalahgunaan".
Berdasarkan laporan dari The Independent, pidato tersebut disampaikan di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, setelah layanan Angelus minggu.
Baca: Pria Ini Rela Beli Seekor Ikan Kerapu Rp 27 Juta, Mahal Banget!
Baca: Gelar Bakti Sosial, Sekolah Kalam Kudus Datangkan 34 Tenaga Medis
Pria berusia 81 tahun itu mengatakan bahwa simbol agama harus "direnungkan dan dipahami" daripada dikomersialkan sebagai aksesoris yang trendi.
"Salib bukanlah benda hias atau aksesori pakaian yang kadang-kadang disalahgunakan," ucapnya.
"Citra Yesus yang disalibkan mengungkapkan tindakan kasih yang tertinggi, sumber kehidupan dan keselamatan bagi manusia," ucapnya.
Paus melanjutkan dengan menjelaskan bagaimana salib harus dianggap lebih dari sekadar objek estetika.
Ia mengingatkan tentang makna religiusnya yang kuat dengan menjelaskan apa maknanya bagi dirinya.
"Bagaimana saya melihat salib? Seperti sebuah karya seni, untuk melihat apakah itu indah atau tidak indah? Atau apakah saya melihat ke dalam, di dalam luka-luka Yesus sampai ke hatinya?," paparnya.
"Yesus ingin memperjelas bahwa urusannya yang ekstrem - yaitu, salib, kematian, dan kebangkitan - adalah tindakan yang menghasilkan."
"Luka-lukanya telah menyembuhkan kita - buah yang akan berbuah bagi banyak orang," ucapnya.
Baca: 3 Zodiak yang Sulit Lepas Dalam Hidup, Coba Campakkan Mereka? Akibatnya Menyakitkan
Baca: Kakinya Diamputasi di Usia 9 Bulan! Jemma Tumbuh Jadi Anak Luar Biasa