PWNU Kalbar Tegaskan Hoaks Tidak Dibenarkan Dalam Islam

Umat Islam sudah diseru oleh Allah SWT bahwa jika datang berita kepadamu tentang sesuatu, harus ada tabayyun

Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/FILE
Syahrul Yadi 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PW NU) Kalimantan Barat menegaskan hoaks atau berita bohong tidak dibenarkan dalam ajaran Islam.

Ketua Rois Syuriyah PW NU Kalbar H Syahrul Yadi mengatakan dalam ajaran agama apapun, semua agama pasti menolak kabar bohong bersifat menyesatkan dan berdampak negatif bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.  

“Berita hoaks banyak sekali dijelaskan dalam Alquran, bahwa orang-orang munafik menyebar berita bohong itu sangat dilarang. Berita bohong dan apapun namanya, semua agama jelas melarang,” ungkapnya, Minggu (25/3/2018) sore.

(Baca: Suka Duka Jadi Umbrella Girl, Ada Yang Mengalami Hal Tak Diinginkan )

Ia mengimbau umat islam dan orang beragama untuk selalu berhati-hati ketika mendapat berita atau informasi bersifat tendensius dengan perkembangan yang ada. Terutama, bagi berita dan informasi yang ternyata jika disebarkan bukan bernilai manfaat, namun malah membuat tidak bagus.

“Umat Islam diminta untuk selalu tabayyun. Umat Islam sudah diseru oleh Allah SWT bahwa jika datang berita kepadamu tentang sesuatu, harus ada tabayyun. Jangan sampai membuat rugi semuanya,” terangnya.

(Baca: Raih Juara I Kejurprov Grasstrack di Mempawah, Ternyata Pebalap Muda Ini dari Ketapang )

Islam mengajarkan harus ada kroscek kepada setiap informasi yang diterima. Oleh karena itu, jangan cepat membagi, menyebarkan dan mempopulerkan informasi yang belum diteliti kebenarannya.

“Sebagai umat Islam dan umat beragama, kita harus cerdas. Karena, memang antara benar dan salah tipis sekali sekarang ini. Ada yang salah namun bertopeng jihad seolah benar. Kita harus lihat siapa dan apa dibalik semua informasi itu. Harus dipikirkan dampaknya buat kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara seperti apa,” jelasnya.

Kroscek dan tabayyun terhadap informasi yang diterima merupakan poin penting dalam agama Islam. Ini agar informasi yang diteruskan tidak menjadi malapetaka bagi orang lain. Ia mengakui tidak jarang para pelaku dan penyebar hoaks membungkus konten-konten dengan hal berbau religi. Hal ini harus diwaspadai dan menjadi perhatian serius agar tidak tersesat.

“Misalnya, hoaks yang casing-nya bagus istighfar, syukur dan jihad. Tapi gak tahunya kontennya menyimpang dan tidak benar. Maka, itu harus krocek dan tabayyun. Biasanya memang hoaks itu casing bagus, luarnya bagus dan kulitnya bagus. Tapi, kontennya atau isinya itu harus dipelajari dan diketahui benar atau tidak,” paparnya.  

Syahrul Yadi menegaskan dirinya tidak menyetujui oknum-oknum pelaku pembuat dan penyebar hoaks yang mengatasnamakan agama.

“Saya tidak setuju sekali orang membawa hoaks berbau agama. Agama terkesan menjadi murah. Ingat, Tuhan katakan jangan sampai menjual ayat-ayat Allah dengan harga yang murah. Jangan menjual seolah-olah bagus, tapi kontennya untuk kepentingan suatu kelompok tertentu,” tukasnya.  

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved