Pemkot Pontianak Imbau Masyarakat Perhatikan Kearifan Lokal dalam Membangun

Dimana orientasi dalam pembangunan kota selepas Indonesia merdeka, mengarah ke darat. Akibatnya terjadi pergeseran.

Penulis: Syahroni | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ SYAHRONI
Kepala Bappeda Pontianak, Amirullah. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pontianak, Amirullah menerangkan memang saat ini dalam membangun Kota Pontianak terus memperhatikan kearifan lokal yang ada.

Pontianak yang merupakan kota seribu parit dan sungai, Amirullah menegaskan pihaknya konsen terhadap pembangunan kawasan sungai.

Baca: Braaak! Dump Truk Hantam Motor di Jungkat, Satu Pelajar Dilarikan ke Rumah Sakit

Selain itu, pemetaan potensi terhadap bencana juga terus diperhatikan.

Oleh karena itulah, Pemkot Pontianak juga sering mengimbau pada masyarakat ketika melakukan pembangunan untuk memperhatikan kearifan lokal yang selalu membangun rumah panggung untuk menghindari genangan air saat terjadi pasang rob dan hujan.

Baca: Tokoh Masyarakat Ini Terharu Lihat Perhatian Midji-Norsan Pada Rakyat Kecil

"Kita juga selalu mengimbau untuk membuat rumah agar memperhatikan kearifan lokal, Kota Pontianak memang suka tergenang. Air hujan tak tertampung lagi karena sungai Kapuas tengah pasang tinggi," ujarnya saat acara seminar memperingati hari air dunia ke XXVI di Universitas Tanjungpura, Kamis (22/32018).

Menurutnya, fenomena banjir atau genangan ini harus bisa disikapi.

Misalnya dengan kearifan lokal yang sudah lama hidup di masyarakat membangun rumah dengan konstruksi rumah panggung.

"Artinya kita menerima kondisi alam itu, dengan sisi pemerintah dan masyarakat. Masyarakat harus sepenuhnya terlibat, tidak menggantungkan sepenuhnya pada pemerintah karena kita sama-sama tinggal dan menjaga Kota Pontianak yang kita cintai agar makin lama makin nyaman ditinggali," tambahnya.

Selain itu, ia menjelaskan Pemerintah Kota sudah melakukan reorientasi pembangunan.

Dimana orientasi dalam pembangunan kota selepas Indonesia merdeka, mengarah ke darat. Akibatnya terjadi pergeseran.

"Orientasi kita ke darat, jadi terjadi pergeseran, hal sama terjadi di seluruh Indonesia seperti rel kereta api dan kanal banyak ditutup, jadi kita istilahnya reorientasi mengembalikan lagi ke daerah sungai," katanya

Kemudian sebagai bentuk reorientasi itu, sejak beberapa tahun terakhir Pemkot membangun water front city bermaksud memindahkan kembali muka kota ke sungai.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved