IPK Nyaris Cum Laude, Sarjana Fisika Ini Malah Jual Jamu Keliling, Pengakuannya Bikin Terenyuh
Lulus S-1 dalam waktu 3,5 tahun dan mendapat IPK 3,49 tak menjamin Sutriyani mendapatkan pekerjaan dengan mudah.
Setiap hari ia harus berkeliling menjual jamu menggunakan sepeda.
Namun, setelah harga BBM turun, ia memutuskan berkeliling dengan sepeda motor.
"Saya izin ke ibu jualan pakai sepeda motor, kan harga BBM turun. Lalu saya pesen rombong baru, eh sekarang BBM naik lagi," keluhnya.
Baca: Mahar Rp 80 Juta! Karyawati Bank Ketagihan Kawin Kontrak, Setahun Bisa 5 Kali
Tak tanggung-tanggung, mulai pukul 10.00 WIB, Sutriyani berangkat dari rumah menggunakan sepeda motor dan mulai menjelajahi setiap pelosok Kabupaten Bantul untuk menjajakan jamunya.
Perempuan yang pandai memasak ini pun baru kembali tiba di rumah sekitar pukul 20.00 WIB.
"Sampai pelosok-pelosok, jarak tempuh dari rumah sekitar 1 sampai 2 jam," ucapnya.
Tidak Malu
Meski bertitel S-1 dengan IPK tergolong tinggi, yakni 3,49, Sutriyani mengaku tidak malu.
Justru ia menjalaninya dengan senang hati dan penuh semangat karena hanya berjualan jamulah jalan satu-satunya mendapatkan uang untuk membantu perekonomian keluarga.
Baca: Tiga Petani Tewas Disambar Petir Saat Bajak Sawah, Ini Keterangan Saksi Mata
Selama berjualan jamu, Sutriyani yang notabene sarjana sering mendapat cibiran dari beberapa orang.
Namun, cibiran itulah yang justru mendorongnya untuk bangkit dan lebih bekerja keras.
"Ini yang baru bisa saya lakukan untuk keluarga. Kenapa malu sarjana jualan jamu, kan halal. Semua itu kan butuh proses," ucapnya.
Baginya, berjualan jamu bukan hanya untuk mencari keuntungan belaka, melainkan juga ada nilai sosial.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/sutriyani_20180311_092952.jpg)