Pilgub Kalbar
MenPAN dan RB Puji Gagasan Inovatif Sutarmidji Sediakan Layanan Kesehatan Terbaik di Indonesia
Ia menambahkan, keberadaan RSUD ini merupakan wujud kehadiran pemerintah di tengah masyarakat dalam bentuk pelayanan publik.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menteri PAN & RB), Asman Abnuri memuji gagasan dari calon Gubernur Kalbar Sutarmidji.
Dalam kunjungan kerja di Pontianak, Mei 2017 lalu, Asman menyebutkan akan mendorong seluruh kepala daerah melakukan studi tiru di Kota Pontianak.
Khususnya di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie, di mana baru-baru ini mendapat predikat pelayanan publik terbaik dan masuk dalam jajaran top 5 (lima) inovasi di Indonesia.
Baca: Yuk Datang Ke Nakamura Ada Terapi Gratis Hingga Jam 12 Siang Ini
Saat ini, pihaknya sudah menentukan 39 role model pemerintah daerah yang menjadi model nasional, dan RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie merupakan salah satu dari 39 model nasional tersebut.
Asman Abnuri mengatakan, sekarang bukanlah zaman untuk studi banding, melainkan studi tiru. Untuk itu, daerah-daerah lainnya diminta tak malu mencontoh daerah yang sudah berhasil seperti yang dilakukan Kota Pontianak.
Baca: Terbukti Berprestasi di Pontianak, Sutarmidji Siap Majukan Kalbar
“Jangan hanya studi banding, banding-bandingkan terus tapi tak ada wujudnya. Datang ke Pontianak, tiru saja keberhasilan yang ada di Pontianak kemudian diterapkan di daerah masing-masing. Jadi namanya studi tiru, jangan studi banding lagi,” sebut Asman.
Ia menambahkan, keberadaan RSUD ini merupakan wujud kehadiran pemerintah di tengah masyarakat dalam bentuk pelayanan publik.
Diakuinya, dalam setiap kunjungan ke daerah-daerah, yang paling utama dilihatnya adalah pelayanan publik, baik itu rumah sakit maupun bidang-bidang lainnya.
“Hari ini saya memberikan apresiasi kepada Pak Wali Kota (Sutarmidji-red) yang sudah mewujudkan kehadiran pemerintah di tengah masyarakat dalam bentuk pelayanan rumah sakit yang saya anggap sangat prima untuk sebuah kota seperti Pontianak. Kelasnya juga tidak kalah dengan kelas-kelas internasional yang pernah saya kunjungi,” puji Asman.
Sebagaimana diketahui seringkali keterbatasan biaya membuat warga kurang mampu tidak bisa mendapatkan sejumlah pelayanan kesehatan terbaik.
Ditolak rumah sakit menjadi masalah berulang bagi pemegang kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Tetapi penolakan terhadap masyarakat miskin pemegang Kartu BPJS tersebut tidaklah berlaku di Kota Pontianak.
Komitmen Sutarmidji dalam mengatasi masalah tersebut dibuktikannya dengan membangun Rumah Sakit tanpa kelas. Yakni konsep pelayanan kesehatan yang sama untuk semua kalangan masyarakat.
Tanpa ada pengkategorian kelas 1, 2, 3, dan VIP.
Menurut Calon Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji, tujuan dibangunnya Rumah Sakit Tanpa Kelas ialah agar masyarakat kurang mampu mendapatkan pelayanan yang sama dan berkualitas.
”Kita bangun Rumah Sakit tanpa kelas sehingga masyarakat kurang mampu atau yang menggunakan BPJS dapat pelayanan yang terbaik. Semua kelas disini sama, semuanya terbaik.
Kita berikan agar tidak ada kecemburuan sosial,” jelas Sutarmidji calon Gubernur Kalbar.
RSUD Sultan Mohammad Alkadrie Pontianak yang dibangun Sutarmidji mempunyai dua gedung utama, masing-masing dibangun tiga lantai.
Selain ruang rawat inap dengan daya tampung 250 pasien, rumah sakit daerah pertama Pontianak ini juga tersedia ruang ICU, IGD, Perinatologi dan Bersalin. RSUD ini juga merupakan Rumah Sakit tanpa kelas pertama di Indonesia.
RSUD Kota Pontianak disebut tanpa kelas karena rumah sakit ini tidak menerapkan pelayanan berdasarkan kelas. Semua pasien diberlakukan sama atas dasar sosial, ekonomi, agama dan sebagainya. Yang membedakan mereka adalah jenis penyakit. Menariknya lagi, sekitar 95 persen pasien yang mendapatkan pelayanan di RSUD Kota Pontianak adalah peserta BPJS.
Salah satu pasien BPJS di RSUD Kota Pontianak mengaku senang atas pelayanan yang didapatnya. Dirinya mengaku pelayanan di RSUD Kota Pontianak tidak pilih kasih.
“Kami disini dilayani tanpa pilih kasih. Semuanya sama-sama mendapat pelayanan yang setara,” jelas Andika, Pasien BPJS.
Hal senada juga disampaikan Wana Gono (65), salah satu pasien yang menggunakan BPJS.
Dirinya mengaku pelayanan yang didapatnya sangat berkualitas. Petugas medis berada ditempatnya selama 24 jam. Bahkan obat pun tersedia di Apotek Rumah Sakit.
“Selain petugas medis menjaga pasien 24 jam, kehadiran dokter pemeriksa perkembangan pasien juga tepat waktu. Dan yang terpenting, obat yang dibutuhkan pasien selalu tersedia di Apotek Rumah Sakit. Kita juga tidak menunggu lama untuk mendapatkan obat. Saya senang sekali, semua biaya ditanggung BPJS. Di Rumah Sakit ini program BPJS sangat berjalan dengan baik,” jelas Wana Gono.
Kedepan jika Sutarmidji terpilih menjadi Gubernur Kalimantan Barat. Dirinya akan menerapkan hal yang diseluruh Kota dan Kabupaten di Kalimantan Barat.
Bahkan, calon Gubernur nomor urut 3 Sutarmidji menjelaskan bahwa Rumah Sakit akan dibangun hingga 10 sampai 12 lantai.
Menurutnya dengan daya tampung ditambah akan dapat meningkatkan kesehatan di Kalimantan Barat.
“Jika saya jadi Gubernur, Rumah Sakit tanpa kelas akan kita terapkan di seluruh Kalimantan Barat. Tidak hanya itu, Rumah Sakit akan kita tambah hingga 10 sampai 12 lantai. Agar daya tampung meningkat dan dapat menjangkau orang banyak. Kita siapkan manusia Kalbar yang sehat. Karena ini akan mendongkrak kesejahteraan masyarakat Kalbar. Kalau sehat maka akan sejahtera dan sebaliknya,” jelas calon Gubernur Kalbar Sutarmidji.