Selain Durian dan Rambutan, Langsat Sudah Banjiri Kota Pontianak
Per kilo sekarang Rp 35 ribu, kalau Rp 100 ribu saya kasih 3 kg. Masih bisa kurang lah kalau memang ada yang beli banyak,
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ferryanto
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID.PONTIANAK - Kota Pontianak sejak akhir tahun 2017 telah di serbu oleh beberpa jenis buah musiman, seperti durian, rambutan.
Hampir di setiap sudut Kota Pontianak terdapat pedagang yang berjualan buah durian dan rambutan.
Memasuki minggu ke dua di bulan Januari, Kota Pontianak pun kembali menjadi sasaran bagi para pedagang buah musiman. Kali ini buah langsat asal Punggur.
Kendati belum memasuki panen raya, namun keberadaan buah langsat sudah banyak dijual di Kota Pontianak.
Jalan Perintis Kemerdekaan yang berada di Kecamatan Pontianak Timur, misalnya yang menjadi lokasi favorit bagi para penjaja buah musiman ini.
Jalan Perintis Kemerdekaan di jadikan lokasi favorit dikarenakan lokasi ini merupakan salah satu jalan utama menuju arah luar kota. Masyarakat yang hendak keluar dan yang memasuki Pontianak dari beberapa daerah pasti melewati jalan ini. Sehingga menjadikan jalan ini sangat strategis untuk berjualan.
(Baca: Hamzah Tawil Janji Bangun 1.000 Jembatan di Kubu Raya )
Hamdani (30) pria asal punggur ini yang di temui Tribun pada Kamis (11/01/2018), mengatakan bahwa dirinya sudah seminggu terakhir berjualan di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Pontianak Timur.
Dirinya menjual langsat dengan harga Rp 35 ribu perkilo, namun bila ada konsumen yang hendak membeli dengan jumlah banyak, dirinya dapat memberi harga lebih murah.
"Per kilo sekarang Rp 35 ribu, kalau Rp 100 ribu saya kasih 3 kg. Masih bisa kurang lah kalau memang ada yang beli banyak," tuturnya.
Hamdani mengatakan bahwa hasil panen pada tahun ini bagus dan tahan lama, karena warga kampung memanen disaat buah belum terlalu matang, agar saat di jual masih bisa bertahan beberapa hari.
"Tahun ini panennya bagus, tapi masih belum merata, belum panen raya, tapi sudah banyak dan hasil panennya bagus, soalnya warga belum matang benar udah di petik. Jadi masih bisa tahan aga lama bisa 2-3 hari, kalau buah pas banjir itu paling sehari semalam warnanya sudah berubah," ujarnya.
(Baca: Ngeri! Buaya Muara Naik ke Tangga Rumah Warga di Sejegi )
Hamdani berharap buah langsat yang menjadi salah satu ikon kalimantan barat ini dapat di fasilitasi oleh pemerintah dalam penjualannya. Terlebih Pemerintah Kota Pontianak.
"Saya si berharap, bagi kami pedagang musiman begini di fasilitasi, apalagi buah langsat ini kan bisa disebut ikon Pontianak, didaerah lain kan sudah jarang, provinsi lain dikirim dari sini semua," ungkapnya.
"Kalau dulu kan di bilang tidak boleh pakai permanen, jadi sekarang kami sudah pakai Mobil Pick Up. Jangan di suruh pindah - pindah, tidak boleh jualan, sementara buah kami sudah ambil dari orang kampung kami sudah beli, kalau di suruh tidak boleh jaualan kami harus bagaimana, ya jadi saya si berharap tetap di fasilitasi lah,"ungkapnya.