Satu Dalam Perbedaan, Isa: SADAP Wadah untuk Merawat Keberagaman

Anggotanya tersebar di berbagai daerah, mulai dari Semarang, Jogya, Bandung, Jember, dan Pontianak.

Penulis: Muzammilul Abrori | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / Claudia Liberani
Beberapa anggota SADAP yang merupakan pemuda-pemudi lintas daerah yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Claudia Liberani

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Di tengah ramainya isu SARA dan politik identitas yang berkembang belakangan ini, ada sejumlah pemuda lintas daerah yang percaya bahwa Indonesia masih bisa menjadi rumah bagi semua orang tanpa batas suku maupun agama.

Mereka berkumpul dalam ruang yang dinamai Satu dalam Perbedaan (SADAP), media sosial dijadikan sebagai alat kampanye untuk merawat keberagaman. Secara berkala mereka melakukan kampanye melalui tulisan serta video dengan tema merawat keberagaman di Indonesia.

Karya-karya mereka dapat dilihat di Instagram @sadapindonesia , YouTube SADAP Indonesia, Fanspage SADAP Indonesia.

SADAP yang memiliki anggota dari berbagai latar belakang agama, suku dan etnis merupakan representasi dari kemajemukan di negeri ini. Anggotanya tersebar di berbagai daerah, mulai dari Semarang, Jogya, Bandung, Jember, dan Pontianak.

(Baca: KPU Tolak Pendaftaran Suronto-Alexander, Ini Penyebabnya )

Mereka melakukan kampanye dengan sederhana, merekam keberagaman yang mereka temui sehari-hari melalui video dan mengabadikannya melalui tulisan.

Ketua SADAP, Isa Oktaviani, seorang mahasiswi di Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak mengatakan tujuan dibentuknya SADAP adalah sebagai wadah untuk merawat keberagaman di Indonesia serta membuka ruang dialog antar- latar belakang agar tercipta suasana yang lebih harmonis serta mampu menerima keberagaman di Indonesia.

"Indonesia memang dikenal plural namun belakangan ini keberagaman yang memberi warna bagi ibu pertiwi mulai dilunturkan dengan sikap intoleransi serta tidak peduli akan kepentingan orang lain di luar kelompok," katanya, Senin (8/1/2018).

Karena itulah mereka membentuk SADAP. Perkumpulan ini juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk ikut bersama-sama menebarkan virus keberagaman. Dalam hal ini, dia mengatakan pemuda harus berada di garda terdepan untuk menciptakan sikap kebersamaan dan keberagaman.

(Baca: Polisi Polsek Tayan Hilir Tangkap Terduga Tindak Pidana Perjudian, Inilah Orangnya )

"Oleh sebab itu, sikap saling menghargai antar latar belakang perlu dihadirkan kembali serta terus dipupuk dengan berbagai cara agar persatuan yang dulu jadi ciri khas kita dapat hadir kembali," tuturnya.

Jelang pilkada, Indonesia sebagai negara majemuk yang memiliki lebih dari 300 etnik, dengan enam agama yang diakui negara ditambah aliran kepercayaan yang berbeda-beda di tiap daerahnya, sangat mudah untuk digiring dan dibenturkan hingga tercipta sekat yang akhirnya menimbulkan ketidakharmonisan.

Berangkat dari semua perbedaan yang memang dimiliki bangsa ini, dia mengatakan agar masyarakat harus lebih sadar bahwa perbedaan pandangan politik tidak dibumbui dengan politisasi agama maupun politik identitas.

"Menyikapi Pilkada yang biasanya sarat dengan kampanye SARA, semoga semua orang kembali mengingat bahwa kita lahir dari keberagaman, perbedaan pandangan politik itu wajar. Untuk berperang dengan kampanye SARA, kita harus mengedepankan hidup berdampingan antar suku maupun agama," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved