Bangun Kesadaran Mahasiswa Anti Hoaks

Beberapa giat seperti deklarasi masyarakat anti hoaks dan pembentukan Badan Siber dan Sandi Negara dicontohkannya.

Penulis: Muzammilul Abrori | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ CLAUDIA LIBERANI
Ketua Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Untan, Mohammad Arif Rahman. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Claudia Liberani

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Termasuk bagian dari kalangan yang menjadi sasaran literasi media oleh diskominfo, mahasiswa yang juga merupakan ketua Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Untan, Mohammad Arif Rahman, mengatakan mengapresiasi langkah yang telah dilakukan pemerintah dan berbagai pihak yang peduli dan merespon hox.

Dia sadar jika isu SARA masih dijadikan komoditas atau alat politik ketika kampanye sehingga berpotensi menjadi sumber konflik horizontal.

Karena itu dia mengatakan, sebagai pemuda atau mahasiswa, harusnya bisa menyadari bahaya dan dampak dari membuat maupun menyebarkan hoaks. 

Baca: Cepat dan Tanggap Klarifikasi Hoaks

"Pemuda atau mahasiswa harus turut aktif dalam mengcounter media sosial yang menjadi arus lalu lintas penyebaran hoax. Kita harus skeptis dan kritis, jangan mudah terprovokasi serta kemampuan literasi juga perlu ditingkatkan," katanya, Senin (8/1/2018).

Baca: Nasib Apes! Kenalan di Facebook, Warga Sintang Ini Jadi Korban Penipuan Puluhan Juta

Menurutnya pemerintah telah serius merespon permasalahan ini.

Beberapa giat seperti deklarasi masyarakat anti hoaks dan pembentukan Badan Siber dan Sandi Negara dicontohkannya.

Dia menekankan mahasiswa yang memiliki kekuatan intelegensi harus berperan aktif melawan hoax.

"Kita harapkan jangan sampai di saat pesta demokrasi nanti hoax ini menyebar dan menimbulkan kegaduhan dalam kehidupan bermasyarakat," tambahnya.

Dia mengingatkan, untuk Pilkada serentak 2018 ini, Mendagri Tjahjo Kumolo telah menyebutkan beberapa daerah yang rawan penggunaan isu SARA dalam kampanye Pilkada.

Menurutnya ini menjadi sebuah kekhawatiran, jika nanti hoax berseliweran di dunia maya, di mana fake Information bukan barang langka. Mulai dari informasi provokasi bertaburan hingga ujaran-ujaran kebencian berbau SARA sering kali didapati. Akibatnya, dia mengatakan muncul sikap intoleransi dan diskriminasi dari berbagai lapisan masyarakat.

"Banyaknya kasus dan masalah yang bersumber dari hoax yang pernah terjadi sebelumnya, terutama jelang Pilkada seharusnya jadi pelajaran yang menyadarkan masyarakat," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved