Profile
Ini Sosok Translator Pemkot Pontianak Jika Ada Kunjungan Orang Luar Negeri
Setelah menjadi ASN Yulida pun memiliki kesempatan kembali untuk belajar di negeri yang dipimpin oleh Donald Trump saat ini.
Penulis: Syahroni | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Yulida Safitri (29) adalah satu diantara beberapa orang yang berada di bagian kehumasan dan protokol Pemerintahan Kota Pontianak.
Peran humas dan protokol dalam pemerintah memang tak bisa ditampikan, humas merupakan ujung tombak dalam menyampaikan program dan kinerja pemerintah.
Selain itu, humas sebagai corong atau sumber informasi, tentu dituntut kemampuannya dalam menghadapi tantangan dan perubahan zaman yang sangat cepat terutama menghadapi perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi.
Baca: Miris! Ingin Ke Sekolah, Ayah dan Anak Ini Rela Pertaruhkan Nyawa Melewati Jembatan yang Ambruk
Sedangkan protokol berperan penting dalam setiap kesuksesan sebuah acara pemerintahan.
Tentu skill dan kemampuan harus dimiliki secara khusus oleh setiap anggota kehumasan dan protokol. Seperti Yulida yang menguasai bahasa inggris tentu perannya di pemerintahan Pontianak sangat penting.
Baca: Ini Harapan Anggi, Lifter Putri Berprestasi Kalbar di Tahun 2018
Ia pernah mendapat beasiswa pendidikan dari Amerika Serikat dalam program khusus bagi negara yang berpenduduk mayoritas muslim swaktu ia masih SMA sekitar tahun 2005-2016 di Austin Texas.
Setelah menjadi ASN Yulida pun memiliki kesempatan kembali untuk belajar di negeri yang dipimpin oleh Donald Trump saat ini.
Waktu itu ia ingat betul tahun 2017 lalu mendapat kesempatan kursus singkat selama dua minggu di Amerika Serikat kembali selama tiga minggu.
Yulida Safitri yang memiliki keahlian berbahasa asing ini tentu sangat diperlukan oleh Pemkot Pontianak terutama bagi pimpinan apabila ada kunjungan seperti perwakilan kedutaan besar negara lain di Pontianak
Ia menceritakan kisahnya awal menjadi sebagai seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) sejak tahun 2014 lalu, ketika awal menjadi ASN ditempatkan dihumas dan protokol dan 2015 sempat di pindahkan di perijinan namun 2016 ia ditempatkan kembali di humas.
Pengalaman selama di Pemkot Pontianak, perempuan 29 tahun ini dituntut untuk bekerja cepat dan cerdas, apalagi ia harus mengikuti ritme pekerjaan pimpinan yang cepat dan tegas.
"Pimpinan kita ritme kerjanya cepat, mau tidak mau harus mengikuti beliau ritme kerjanya. Terus kesulitan memang membagi waktu, karena di humas dan protokol itu tidak mengenal waktu seperti PNS lainnya, kerjanya tak sesuai jam kantor, karena banyak kegiatan diluar jam kantor bahkan Sabtu-Minggu juga terkadang banyak kegiatan dan harus turun kerja," ceritanya.