Gathering Communities, Mainan Universal Bukan Hanya Milik Anak Kecil
Masing-masing anggota komunitas datang membawa mainan ke cafe yang memang mengusung konsep action figure.
Penulis: Muzammilul Abrori | Editor: Nasaruddin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Claudia Liberani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Beberapa komunitas mainan di Kota Pontianak melakukan gathering gabungan di Ponfig Cafe Jalan Prof. M. Yamin, Minggu (3/12/2017) sore.
Gathering gabungan ini melibatkan tiga komunitas, TIKTOC (Pontianak Toys Community), BTC (Borneo Toys Community), dan GPo2 (Gundam Portal Pontianak).
Gathering bertema "Bersatu dengan Mainan Menjalin Kekeluargaan" ini berjalan cukup hangat.
(Baca: Jangan Lewatkan Momen Bulan Bersanding dengan Taurus, Catat Waktunya! )
Masing-masing anggota komunitas datang membawa mainan ke cafe yang memang mengusung konsep action figure.
Mereka yang datang tidak hanya remaja, tapi juga orang-orang dewasa yang telah berkeluarga.
Mereka memajang mainan masing-masing, mulai dari Gundam, Simple Heroic Figure (SHF), nendroid, hingga Super Imaginative Chogokin (SIC).
(Baca: Menurut Jusuf Kalla, 3 Provinsi Indonesia Ini Sulit Berkembang! Bukan Papua Lho )
Ketua BTC (Borneo Toys Club) Noer Ramadhan (26) mengungkapkan kegiatan ini merupakan kesepakatan bersama tiga komunitas.
"Kita sepakat mengadakan kegiatan ini untuk mempererat silaturahmi. Selain sharing kita juga saling bantu kalau ada mainan yang rusak, ada teman yang bisa ngecat jadi kita belajar ngecat figure," katanya.
Selama gathering mereka saling unjuk koleksi yang berujung pada transaksi, sesuatu yang dikatakannya biasa.
"Kalau gathering begini kan kita ngobrolin mainan apa yang kira-kira mau keluar, atau ada apa sih yang baru, tidak jarang berujung pada PO," katanya sambil tertawa.
Kehadiran komunitas-komunitas ini dirasanya cukup positif karena mereka yang memiliki hobby bisa bertemu di sebuah ruang.
Berdiskusi dan berbagi tips mengenai mainan.
"Semoga dengan kegiatan bersama seperti ini semua komunitas bisa mempererat silaturahmi, jangan karena grup berbeda kita jadi tidak saling kenal," harapnya.
Dia mengatakan target jangka panjang yang ingin mereka capai adalah mengenalkan hobby mereka pada masyarakat.
Mereka ingin masyarakat mengerti jika mainan bukan hanya milik anak kecil, tapi juga orang dewasa karena selama ini masyarakat berpikir jika mainan identik dengan anak kecil.
"Kita juga ingin masyarakat memahami tidak semua semua mainan bisa dimainkan anak kecil. Edukasi seperti ini yang ingin kita berikan. Misalnya ketika bermain Gundam, itu sebenarnya ada tingkatan usianya," paparnya.
Dia berharap kegiatan seperti ini lebih sering diadakan supaya mereka memiliki tempat yang tepat untuk menyalurkan hobby.