Seorang Gadis di Pontianak Menjadi Korban Penipuan dengan Modus Transaksi Jual Beli Online

Dia chat lewat whatsapp nanyakan kamera itu masih ada gak, aku bilang masih, kemudian nego, akhirnya disepakati harga kamera Rp 7.300.000

Penulis: Anesh Viduka | Editor: Jamadin
ISTIMEWA
Struk palsu yang dikirim calon pembeli (pelaku penipuan) kepada penjual (korban), dengan jumlah uang Rp 7.300.000. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Anesh Viduka

TRIBUN PONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Seorang gadis di Pontianak menjadi korban penipuan orang tak dikenal melalui transaksi jual beli online. Belakangan di ketahui pelaku penipuan tersebut merupakan warga Oki Ilir, Tulung Selapan,Palembang.

Kronologis kejadian, pada tanggal 19 November 2017, korban atas nama Patricia Elfira Vinny, warga kota Pontianak, memposting satu unit kamera Mirroless di situs jual beli online, Olx,untuk di jual, kemudian sekitar satu jam ada calon pembeli menanyakan apakah kamera tersebut masih ada atau sudah terjual.

"Dia chat lewat whatsapp nanyakan kamera itu masih ada gak, aku bilang masih, kemudian nego, akhirnya disepakati harga kamera Rp 7.300.000," Jelas Evi kepada Tribun Pontianak, Selasa (21/11/2017).

Sebelum dilakukan transfer untuk pembayaran kamera, calon pembeli (penipu) minta kirimkan foto KTP Evi (korban), iapun (penipu) berjanji juga akan mengirimkan foto KTP nya.

(Baca: Gunung Agung Meletus, Keluarkan Asap Tebal Setinggi 700 Meter )

"Setelah disepakati akupun ngirim foto KTP ku ke dia, kemudian dia langsung minta foto kartu keluarga (KK), aku bilang ga bisa karena KK sama orangtua, kemudian dia minta foto yang lain, aku tawarin foto STNK, dia bilang ga apa-apa, yaudah aku kirim foto STNK, ga lama kemudian dia langsung minta nomor rekening, jadi disitu aku ga sempat nanyain mana foto KTP dia," cerita Evi.

Kemudian Evi memberikan nomor rekening BCA nya kepada calon pembeli tersebut, sedangkan si calon pembeli ini mengatakan mau melakukan pembayaran melalui E-cash bank Mandiri.

"Dan dia bilang bank Mandiri itu ga bisa kirim ke BCA, kemudian dia minta rekening lain, sampai aku pakai rekening BRI temanku, kemudian aku kirim nomor rekening BRI itu ke dia dengan tulisan atas namanya aku singkat jadi A.N, ga lama kemudian dia kirim bukti transaksi pembayaran ke aku, nah itu benar-benar yang keluar di bukti transaksi pembayaran itu pada kolom nama rekening yang dituju benar ada A.N nya padahal A.N itukan aku singkat dari atas nama temanku bukan namanya temanku yang direkening itu, nah disitu aku udah ngerasa janggal," ujar Evi.

Merasa ada yang kurang beres, kemudian Evi searching di google tentang E-cash, ternyata memang ada modus penipuan menggunakan E-cash.

"Dimana E-cash itu tidak bisa digunakan antar bank, harus sesama Mandiri," jelas Evi lagi.

Kemudian si calon pembeli nelpon minta Evi untuk ke ATM Mandiri untuk mencairkan uangnya.

"Jadi maksud dia harga kamera yang Rp 7.300.000 itu udah di transfer, jadi untuk mencairkannya harus pakai kode yang tertera di struk transaksi yang ia kirimkan tadi, akupun ke ATM Mandiri menggunakan kartu ATM BRI dan memasukan kode yang tertera di struk bukti transfer dari dia, dia maksa pokoknya dana yang dia transfer tadi bisa dicairkan lewat ATM Mandiri dengan cara memasukan kode dari dia, aku juga udah ngerasa janggal tapi masih tetap aku ikutin, karena memang dari dia udah mengintimidasi, bilang mereka udah kirim uang, masa gak ada, pokoknya saya ditekan di bentak-bentak, dia nelpon terus mau ngajarin cara masukin kode itu, yaudah aku ikutin, padahal aku udah tau kalau ada yang seperti itu sebenarnya ga boleh diikutin," Ujarnya.

Dikatakan Evi, kode yang ia (penipu) minta itu sebenarnya adalah jumlah uang yang akan dikirim oleh calon korbannya ke dia, karena di mesin ATM itu ada keterangan.

"Jadi saat dimesin ATM itu, di tempat kolom kode yang disuruh diinput tadi ada tulisan Rp nya," Jelas Evi.

Kode pertama yang ia minta 556677 yang artinya Rp 556.677, karena saldo di rekening yang Evi gunakan kurang dari jumlah itu jadi ada laporan bahwa transaksi di tolak.

"Karena memang uangnya tidak mencukupi, karena saldo saat itu hanya Rp 82 ribu, kemudian aku sampaikan ke orangnya bahwa transaksi ditolak, terus dia bilang kok ga bisa, yaudah dia bilang coba pindah ke ATM Mandiri yang lain, kemudian saya tanya apa bedanya, dia bilang mungkin kodenya salah, terus dia nanya saldonya direkening aku itu berapa, aku bilang lah pokoknya ga lebih dari seratus ribu," ceritanya.

Foto yang digunakan pelaku di foto profil kontak WA nya, atas nama Johan Pratama dengan nomor kontak 081315269370.
Foto yang digunakan pelaku di foto profil kontak WA nya, atas nama Johan Pratama dengan nomor kontak 081315269370. 

Kemudian dia (penipu) mengatakan kepada Evi kalau saldonya sekian bearti kodenya salah, akhirnya ganti kode, dia minta masukin kode 12345, dan dicoba lagi sama korban (Evi), dan ternyata benar 12345 itu adalah jumlah uang yang di transfer ke pelakunya, yaitu Rp 12.345.

"Kemudian dia ngubungi bilang kami nipu dia karena dia sudah mengirimkan uang senilai harga kamera yang sudah disepakati tadi,karena uang itu harus dicairkan pakai kode, dan untungnya kamera aku belum aku kirim ke dia," kata Evi.

Uang senilai Rp 7.300.000 tersebut ternyata tidak pernah di transfer oleh pelaku, struk bukti transfer yang dikirim pelaku adalah struk palsu.

Merasa diancam Evi kemudian lapor polisi, ia menceritakan kronologis kejadiannya, kemudian dari pihak polisinya mengatakan karena kerugiannya tidak terlalu besar, jadi laporan ditampung dulu.

KTP atas nama Patricia Elfira Vinny (korban penipuan) saat digunakan oleh pelaku penipuan untuk menipu calon korbannya yang lain.
KTP atas nama Patricia Elfira Vinny (korban penipuan) saat digunakan oleh pelaku penipuan untuk menipu calon korbannya yang lain

Kepada Polisi Evi mengatakan bahwa yang ia takuti adalah foto KTP nya ada sama si penipu itu, khawatir KTP nya digunakan untuk menipu orang lain lagi.

Apa yang dikhawatirkan Evi ternyata benar terjadi, bahw KTP nya digunakan si pelaku untuk menipu orang lain yang terjadi pada 20 November kemarin.

"Nah kemaren (20/11/2017) ada satu calon korban dia juga merasa janggal saat akan melakukan transaksi jual beli, karena yang dia kirim itu kok KTP orang lain bukan KTP dia sendiri, jadi calon korbannya cari nama aku (Patricia Elfira Vinny) di sosmed, kemudian dia chat aku di Instgaram nanyain KTP ini benar ga punya kamu, aku bilang iya, dan kasusnya sama dengan yang aku alami, dimana calon korbannya tersebut menjual barang dan si penipu itu mau beli, dengan modus yang sama," Cerita Evi lagi.

Struk yang keluar saat korban (penjual) menginput kode 12345 yang diberikan (calon pembeli) di mesin ATM Mandiri menggunakan kartu ATM BRI.
Struk yang keluar saat korban (penjual) menginput kode 12345 yang diberikan (calon pembeli) di mesin ATM Mandiri menggunakan kartu ATM BRI. 

"Kemudian, sore itu si penipu itu chat saya via whatsapp, bilang kasian deh lo kena cari polisi, kemudian dia kirim hasilbcapture percakapan dia dengan orang lain, dimana KTP aku digunakan untuk nipu orang lain, berdasar dalam percakapan itu ia menggunakan KTP aku dan ngaku kalau di KTP itu adeknya dia," cerita Evi.

Dikatakan Evi, sejak kejadian 19 November itu sampai saati sudah ada tiga orang yang ia tipu mengatasnamakan namanya.

"Dan sampai sekarang si penipu itu masih neror, masih nantangin, aku udah kirim foto surat pengaduan polisi ke dia, dia bilang ndak takut, malah dia nantangin, dia bilang dia tunggu polisi nya datang, cuma yang saya khawatirkan sekarang ada orang lapor polisi nunjukin KTP saya bahwa saya nipu dia, tapi dari pihak polisi nya udah bilang sih bahwa saya udah punya bukti kalau KTP saya disalahgunakan sama orang lain untuk menipu," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved