Wajib Tau! Kisah Heroik dan Kelam Perjuangan Pahlawan Kalbar Mempertahankan NKRI
Barnan Nadi diincar dengan cara dibunuh anak kecilnya, anak usia 5 tahun cewek bernama Paini Trisnawati ditembak mati oleh Belanda.
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Dhita Mutiasari
Namun nasib malang, ketika kapal yang membawanya akan merapat ke Teluk Jakarta, dengan tangan dan kaki diikat, jasad Ya' Nasri Usman dilemparkan ke Teluk Jakarta dan tenggelam sampai dengan hari ini tidak diketahui rimbanya.
Belum lagi, kata dia, beribu-ribu tokoh Kalbar yang dibunuh Jepang di Mandor.
"Kita mengenal seperti Uray Abdul Hamid, Gusti Ja'far, Gusti Abdul Hamid, dan lainnya yang berbagai suku bangsa, baik Dayak dan Melayu, Cina dan lainya sebagainya," katanya, Kamis (09/11/2017) saat ditemui disalah satu hotel.
Selain itu, peristiwa yang tak kalah heroik adalah peristiwa Sidas terjadi pada 27 Oktober 1946 dimana terjadi pertempuran yang dipimpin Mane Pak Kasih menghadapi pasukan militer belanda dengan persenjataan lengkap yang dipimpin Kapten Martin Disaprio.
Dalam jarak tempuh 500 meter Pak Kasih gugur seketika bersama dengan orang terdekatnya yaitu Ya' Ai Tajudin dan Ya' Muhidin ditembak mati oleh Belanda.
Kemudian gugur juga tiga orang, yaitu Bung Yamin, Kasim dan Abdul Rani, ketiganya dikubur hidup-hidup kemudian ditembak dan ditusuk-tusuk.
"Inilah sejarah paling kelam dalam sejarah kemerdekaan kita, kalian harus berani menuntut Belanda mempertanggung jawabkan ini karena dalam pertanggung jawaban Ratu Wilhelmina peritiwa di Kalbar tidak pernah dibuka," katanya.
Belum lagi, lanjutnya, perlawanan di Putusibbau yang digerakan Pahlawan Suka dan adalah satu diantara tokoh merah putih heroik.
"Tidak pernah kita mengungkap itu semua dan harus dibuka, belum lagi yang dipimpin Pang Sulang, Pang Dandam, suku Dayak Majang bergerak bergolak di desa Lape Sanggau terjadi pertempuran, di Bonti, di Meliau oleh Pang Suma, Dayak dan Melayu mensponsori dan melopori gerakan kemerdekaan Kalbar," tukasnya.