Profile
Bawa Pontianak Sapa Dunia Melalui Pariwisata dan Kebudayaan
Adapun program utama adalah mengembangkan pariwisata dan kebudayaan Pontianak dengan cara yang kreatif.
Penulis: Muzammilul Abrori | Editor: Rizky Zulham
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Claudia Liberani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Mengenal lebih dekat sosok Bujang Pontianak 2017, Muhammad Reda (21), mahasiswa FISIP jurusan Ilmu Administrasi Negara ini merupakan sosok pemuda yang cukup optimis melihat Pontianak dengan potensi wisata dan budayanya.
Baru didapuk menjadi Bujang Pontianak, dia kini tengah menyusun program kerja untuk melaksanakan tanggung jawabnya mengenalkan dan mengembangkan budaya Kota Khatulistiwa.
Sebuah tanggung jawab yang sering dianggap sederhana oleh orang banyak, tapi sangat berarti untuk kemajuan Pontianak.
"Saat ini kita sedang mempersiapkan panitia untuk menjalankan program yang mulai awal Desember," katanya, Rabu (8/11/2017).
(Baca: Ombudsman: Kita Ingin Ada Perbaikan di Entikong )
Adapun program utama Reda adalah mengembangkan pariwisata dan kebudayaan Pontianak dengan cara yang kreatif.
Media sosial dianggap alat yang tepat untuk menyebarkan informasi mengenai pariwisata dan kebudayaan Pontianak. Dia mengatakan akan mengemas informasi tersebut dengan konten-konten menarik.
Pemuda kelahiran Pontianak, 19 Oktober 1996 ini mengungkapkan betapa besarnya potensi Pontianak untuk menjadi kota pariwisata dan budaya. Memiliki sejarah yang menarik mulai dari zaman kerajaan hingga kolonialisme, Sungai Kapuas yang tersohor, dan kemajemukan suku yang terbingkai dalam satu wilayah yang dilewati garis equator, Pontianak sangat luar biasa.
"Sayang sekali kalau keistimewaan Pontianak ini tidak kita kembangkan. Apalagi kota Pontianak memiliki prestasi di tingkat nasional, Pontianak sebagai kota layak pemuda ini menunjukkan kalau kesempatan para pemuda Pontianak untuk berkontrobusi memajukan Pontianak sangat besar," ujarnya yang mengaku ingin menjadi Wali Kota Pontianak kelak.
Sebagai mahasiswa semester tujuh, putra bungsu pasangan Ghazali dan Djulminarti ini kini sedang sibuk menyusun skripsi. Namun kesibukan seperti ini bukan hal baru untuknya karena sejak SMP dia sudah aktif diberbagai organisasi dan mengikuti berbagai kegiatan di luar sekolah. Hingga saat ini dia aktif menjalanlan seni peran di komunitas teater yang sudah diikutinya sejak SMP.
Dia mengaku sangat menyukai public speaking dan aktivitas yang tidak monoton. Karena itulah, meski basic pendidikannya politik, aktivitas di bidang seni tetap jalan. Di kampus dia aktif di Bengkel Seni Fisipol, sebuah UKM seni yang menyatukan para mahasiswa FISIP dari berbagai idealisme.
"Bagi saya seni itu sebuah tempat lain di mana saya bisa mengembangkan diri, tidak sekadar menambah pengetahuan dan pengalaman, tapi juga di sana saya menemukan diri saya yang sebenarnya," jelas pemuda yang pernah menjadi finalis Duta HIV AIDS 2015 ini.
Dia yang sejak sekolah sudah aktif di berbagai kegiatan, mengatkan pendidikan tetaplah yang utama. Karena itulah, dibalik misi untuk membawa Pontianak menyapa dunia, dia tetap mengutamakan pendidikannya. Skripsi yang sedang digarapnya tidak lantas diabaikan.
Dengan mengemban tangggung jawab sebagai Bujang Pontianak, dia justru merasa potensi dalam dirinya semakin berkembang. Meski menjadi semakin sibuk dengan berbagai agenda yang berkaitan dengan pariwisata dan kebudayaan Pontianak, Reda mengaku tetap menikmatinya.
"Saya ingin membawa Pontianak menyapa dunia, memperkanlkan keistimewaan yang kita miliki pada daerah luar dan dunia dengan cara yang bisa saya lakukan, kita semua, anak-anak muda Pontianak memiliki kemampuan untuk memajukan Pontianak dengan cara kita masing-masing. Mari bersama-sama berkontrobusi untuk kemajuan Pontianak," pungkasnya.