Terbukti Membunuh Anaknya Sendiri, Wanita ini Malah Dibebaskan, Penjelasan Hakim Bikin Melongo
Saat teman-teman Huang menyarankan untuk membawa anaknya ke fasilitas kesejahteraan, Huang tetap bersikeras bahwa hanya dirinyalah yang...
"Ia adalah anakku. Aku tak pernah benci atau menjauhinya. Aku tak pernah berpikir untuk menyerah untuknya, tapi dua tahun belakangan kesehatanku makin memburuk."
Anak Huang memang lahir secara prematur dengan penyakit mental dan fisikal yang membuatnya tak dapat berbicara, berjalan atau hidup secara mandiri.
Selama bertahun-tahun, ototnya menjadi kaku dan kondisinya semakin memburuk, dan hal itu membuat ibunya harus menghabiskan waktu untuk merawatnya setiap hari.
Saat teman-teman Huang menyarankan untuk membawa anaknya ke fasilitas kesejahteraan, Huang tetap bersikeras bahwa hanya dirinyalah yang mampu untuk merawat anaknya tersebut.
Ketika umurnya 47 tahun, ia memilih untuk pensiun sehingga ia bisa merawat anaknya tersebut lebih serius.
Di pengadilan, keluarga Huang membelanya, mereka menjelaskan setelah 46 tahun pengabdian tanpa pamrih, ia dituntut harus membuat keputusan yang sangat kejam yaitu mengakhiri nyawa anaknya sendiri.
"Perbuatan ibuku bukanlah pembunuhan," ungkap anak pertama Huang.
"Ia hanya ingin mengakhiri penderitaannya. Di hatinya, ia tidak ingin melukai sedikit pun adikku."
Pada akhirnya, pengadilan menyatakan bahwa Huang hanya dikenai hukuman percobaan penjara 3 tahun dan hakim menjelaskan walau ia melanggar hukum, tapi ia tetep mendapatkan pengampunan.
"Bukan pembunuhan berdasarkan kebencian, pembunuhan ini berdasarkan rasa cinta.
"Walau begitu, hak untuk hidup seseorang adalah penting.
"Tidak ada yang boleh mengambilnya, orangtua sekalipun," tutup hakim dalam persidangan tersebut.