Kalimantan Barat Dinyatakan Surplus Beras
Kalimantan Barat dinyatakan surplus beras. Untuk wilayah perbatasan saja, total surplusnya mencapai 200 ribu ton pertahun.
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Rizky Zulham
Tentunya melalui jalur resmi. Bahkan ekspor beras perdana dilakukan langsung oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman, belum lama ini.
Penyebab masuk beras dari luar dikarenakan selera konsumsi masyarakat.
Petani Kalbar lebih banyak menanam beras yang pera. Beras seperti ini kurang disukai masyarakat perkotaan, yang umumnya lebih suka dengan beras yang pulen.
“Selera juga mempengaruhi. Belum lagi selisih harga, sehingga pedagang beras mendatangkan dari luar,” terang Hero.
“Seperti saya analogikan batik. Datangnya batik asal RRT ke Indonesia, bukan berarti batik di Indonesia kurang. Justru produksi batik melimpah, tapi ini adalah mekanisme dagang. Selera dan selisih harga itu mempengaruhi,” tambahnya.
Sebelumnya Ketua Ormas Indonesia Bekerja (Inaker) Kalimantan Barat, Andi Harun, Ar SH. meminta menteri pertanian RI mengkaji ulang keputusan ekspor beras ke Malaysia yang akan dimulai tahun 2018 mendatang.
Mengingat Kalbar masih membutuhkan beras yang sangat besar. Karena beras tersebut akan dijual ke Malaysia dengan harga Rp 7.800 perkilo.
Sedangkan saat ini di Pontianak beras dijual oleh pedagang dikisaran Rp 10.800 hingga Rp 11.500 perkilo.
Apabila ekspor ini berjalan tentunya menguntungkan negeri tetangga Malaysia.
"Kenapa beras murah tersebut tidak dijual ke masyarakat saja, kalau alasanya Kalbar telah surplus beras, mengapa masyarakat Kalbar masih membeli dengan harga yang mahal, kenapa beras yang murah tersebut tidak dijual dengan masyarakat kalbar?", tanya Andi.
Melihat Intruksi Presiden nomor 5 tahun 2015, tgl 17 maret 2015 sudah diatur tentang aturan pembelian gabah kering dan beras.
Kemudian keputusan Menteri perdagangan nomor 57/MDAG/PER/8/2016 tentang penetapan harga eceran tertinggi (HET) terhadap beras medium maupun premium. Setiap wilayah harganya sudah ditetapkan.
Jawa, lampung dan sumsel beras medium Rp. 9.450, beras premium Rp. 12.800 per kg. Sumatera, medium Rp. 9.950, premium 13.300 per kg.
Bali, NTB, medium Rp. 9.450, premium 12.800 per kg. NTT medium Rp. 9 950, premium 12.800 per kg.
Kalimantan, medium Rp. 9.950, premium 13.300 per kg. Maluku, medium Rp. 10.250, premium 13.600 per kg. Papua, mediuam Rp. 10.250, premium 13.600 per kg.