Kisah Dibalik Kokohnya Solangke Semangkok Hingga Kearifan Lokal Masyarakat Dayak Taman
Saat ini rumah betang Semangkok memiliki 15 bilik,satu bilik ditempati oleh empat kepala keluarga.
Penulis: Anesh Viduka | Editor: Dhita Mutiasari
"Sedangkan untuk hewan yang dikurbankan itu tergantung kemampuan dari yang punya acara, kalau mampu sapi ya sapi, kalau mampu kerbau ya kerbau, nanti hewan kurbannya itu di kandang, kemudian kita panggil kerabat kita atau perwakilan dari tamu untuk memotong kurban tersebut dengan cara ditombak didalam kandang,nanti daging kurbannya ini kita makan beramai-ramai," Jelasnya.
Acara mamandung dilaksanakan selama 3 hari 3 malam, Mandung tidak diwajibkan,tergantung dari kemampuan ekonomi keluarga yang akan melaksanakan gawai mandung, kusus di rumah betang Semangkok, upacara Mamandung terakhir dilaksanakan pada pada tahun 1998.
"Disini kalau pesta yang terlalu ramai agak jarang kita lakukan,karena pendapatan orang kampung sini agak susah untuk melaksanakan acara besar, paling acara perkawinan dan upacara adat untuk warga yang meninggal dunia, kalau gawai habis panen itu tidak terlalu dimeriahkan," Katanya.
Uniknya, di betang Semangkok, masyarakat Taman yang meninggal dunia tidak dikubur melainkan jenazahnya yang sudah dimasukan kedalam peti di simpan di Kulambo (rumah mayat).
"Sampai saat ini setiap orang Taman yang meninggal masih dilakukan seperti itu tapi tergantung permintaan keluarganya, kalau keluarga minta dikubur ya kita kubur, tapi pada dasarnya memang harus di simpan di Kulambo, ini bertujuan agar anak cucunya yang belum pernah melihat dia semasa hidup bisa melihat nenek moyangnya walaupun hanya peti mati dan itu mungkin bisa memuaskan hati anak cucu yang ditinggalkan," Jelas Ranglut.
Tak hanya itu, di masyarakat taman, kususnya di rumah Betang Semangkok, masih mempercayai tanda-tanda dari alam, misalkan kalau mau bepergian, masyarakat Taman harus mendengar tanda-tanda dari suara burung Antis dan burung Murai Batu.
"Kalau mau turun ke ladang harus dengar dulu, suara burung antisnya seperti apa, dari situ bisa menjadi tanda bagi kami bahwa kami udah boleh ke ladang atau tidak, kemudian tanda dari suara burung Murai Batu, suaranya bisa memberi tanda bahwa kita tidak boleh bepergian,makanya masyarakat Dayak Taman dilarang membunuh burung Murai Batu," Katanya.
Saat ini, di desa Ariung Medalam terdapat ada tiga rumah betang, namun rumah betang Semangkok adalah rumah betang tertua yang memiliki sejarah panjang.