Tanjak, Antara Fashion dan Tradisi, Ini Penjelasan Om Pink
Saat ini lumayan besar, pasarnya besar karena di seluruh ranah melayu Sumatera dan Kalimantan menggunakan tanjak
Penulis: Ayu Nadila | Editor: Jamadin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Listya Sekar Siwi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Om Pink Collection melakukan pengerjaan tanjak 5 sampai 8 hari dan menghasilkan 24 pcs atau dua lusin, normalnya bisa habis seminggu.
Owner Om Pink Collection, Om Pink mengatakan biasanya pembeli akan membeli lebih dari satu.
"Saat ini lumayan besar, pasarnya besar karena di seluruh ranah melayu Sumatera dan Kalimantan menggunakan tanjak, kalau jual online di buka lapak, dan lain-lain," ungkapnya.
Range harga yang dijual untuk setengah meter Rp 120 ribu hingga Rp 140 ribu, dan untuk yang semeter Rp 120 ribu hingga Rp 180ribu, beda dengan market place seharga Rp 199 ribu.
"Jadi antara fashion dari tradisi yang ada. Model juga beragam, ada dengan jenis tanjak Dendam Tak Sudah dengan bentuk lipatan depan nyamping. Banyak jenis tanjak sebenarnya cuma pengerjaan susah, jadi ada beberapa jenis tak dibuat," jelasnya.
Baca: 100 Stan Ramaikan Kolabokreasi di Halaman Megamal
Corak juga apapun bisa, tak terbatas selama bisa digunakan akan digunakan. Tanjak juga ada dua jenis yaitu 50 cm dan 1 m. Lebih bagus jika menggunakan bahan 1 meter.
"Market place kita Jambi, Sumatra, dan memang ada Melayunya. Saat kemaren acara hari pangan sedunia, ada dari Papua yang beli juga, exited mereka. Dari Jawa juga ada, kan mereka biasanya ada blankon nah mereka beli tanjak juga," tukasnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/om-pink_20171026_211240.jpg)