Sumpah Pemuda Momentum Evaluasi Peran Pemuda bagi Bangsa Indonesia
Menurut mahasiswa semester 3, Jurusan Akuntansi Keuangan Perusahaan, Poltesa ini, kemajuan zaman ini ibarat pedang bermata dua
Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Dhita Mutiasari
"Bahkan, mungkin dalam 1 jam tak sah rasanya kalau tidak menggunakan internet," ucapnya.
Hal ini, tentunya berdampak pada sisi pola kehidupan masyarakat di Indonesia, khususnya pada generasi muda itu sendiri.
"Generasi muda saat ini terlalu sibuk dengan gadgetnya, dengan hadirnya Whatsapp, Facebook, Youtube, Instagram, Twiter dan media sosial lainnya telah menidurkan mereka. Hal tersebut juga berdampak kepada pola prilaku kehidupan mereka," terangnya.
Menurut aktivis kampus ini, Indonesia merupakan satu di antara negara muslim terbesar di dunia. Indonesia juga negara yang berasaskan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, dengan kata lain semua yang hidup di Indonesia adalah mereka yang harus memiliki agama.
"Namun, bisa kita lihat saat ini, dengan hadirnya media sosial itu tadi, bagaimana pandangan keagamaan para pemuda di Indonesia saat ini. Apakah konservatif, sekuler, moderat, atau bahkan liberal ? Tentu pemuda yang harus menjawab dan merenungkannya sendiri," urainya.
Begitu pula dari sisi moral dan gaya hidup. Saat ini dapat kita lihat gaya hidup pemuda yang sudah semakin hedonis, modern, dan bergaya westernisasi (kebarat-baratan).
"Mereka sudah lupa bahwa bangsa Indonesia bangsa yang memegang erat tradisi dan budaya," ujarnya.
Namun karena gaya hidup yang sudah semakin maju tadi, mengakibatkan perlahan-lahan pemuda sekarang lupa akan identitas bangsa mereka sendiri, bahkan mereka selalu membanggakan dan mengedepankan kebudayaan asing.
"Anehnya, sudah menjadi kewajaran bagi pemuda saat ini untuk menentang orangtuanya sendiri, hamil di luar nikah, minum-minuman keras, mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan lainnya, yang mana itu semua mereka adopsi dari kebudayaan asing, yang satu diantaranya disebabkan hadirnya media sosial itu tadi," jelas Pahmi.
Ditambahkannya, dalam dunia pendidikan dan ideologi pun kini juga sama.
Sibuknya pemuda saat ini dengan gadget yang dimiliki, terkadang membuat mereka lupa diri terhadap tugas mereka sesungguhnya, yang harus meluangkan waktu untuk belajar di sela-sela aktivitas sehari-hari dan aktivitas pendidikannya.
"Sifat mengerjakan segala sesuatu selalu menginginkan yang serba instan pun, telah tertanam dalam diri mereka. Kini cara berpikirnya selalu yang praktis-praktis, sehingga dalam melakukan perbuatan pun mereka tidaklah melihat dampak dari akibatnya," terangnya.
Dengan gaya hidup yang selalu mengedepankan kegengsian. Apapun akan mereka lakukan untuk mendapatkan sesuatu yang ingin dicapai, kendati diperoleh dengan cara yang tidak sepatutnya.
"Seperti itulah cerminan pemuda saat ini. Mereka ditidurlelapkan oleh kemajuan teknologi. Pemuda yang pada seharusnya menjadi harapan dan semangat juang bangsa, namun malah tidak mencerminkan itu semua," ujar Pahmi.
Pemuda yang seharusnya menjadi pelopor gerakan pembaharuan perubahan bangsa, namun malah lupa arah bangsa itu sendiri.