Kepala UPTD Puskesmas Nanga Mau Sebut Penyakit Kaki Gajah Disebabkan Pola Hidup

Berdasarkan hasil konfirmasi, Darwin mengatakan pihaknya memang secara intens mengawal kasus kaki gajah.

Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Rizky Zulham

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Wahidin

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Berdasarkan pernyataan dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Harysinto Linoh jumlah kasus terbanyak penyakit kaki gajah (Filariasis) di Kabupaten Sintang berada di Desa Nanga Mau, Kecamatan Kayan Hilir.

Oleh karena itu, Tribun Pontianak mencoba mengkonfirmasi Kepala UPTD Puskesmas Nanga Mau, Darwin melalui telepon.

Berdasarkan hasil konfirmasi, Darwin mengatakan pihaknya memang secara intens mengawal kasus kaki gajah.

"Kita mengusahakan atau mengawal kasus kaki gajah ini tentunya dengan kegiatan-kegitan yang ada di Puskesmas. Lalu kita deteksi per bulannya," katanya Darwin kepada Tribun Pontianak, Minggu (22/10/2017) siang.

(Baca: Dalam 5 Tahun Terakhir Tidak Ditemukan Kasus Kaki Gajah di Sintang )

Selain itu, pihaknya juga penyuluhan-penyulahan atau sosialisasi baik itu terhadap individu atau kelompok masyarakat. Terutama daerah-daerah yang memang ada terkena atau ada penderitanya kaki gajahnya lebih diintensifkan.

"Untuk korban yang yang masih mengidap saat ini baru cuma satu, sementara yang lainnya udah meninggal karena faktor usia juga.
Sosialisasi kita lakukan terus sesuai dengan kegiatan-kegiatan setiap bulannya," tambahnya.

Sejalan dengan program Pemerintah Kabupaten Sintang melalui Dinas Kesehatan, pihaknya juga telah membagikan obat kaki gajah satu tahun sekali. Hal ini terkait dengan Sintang daerah endemis kaki gajah. Tahun ini telah memasuki tahun kedua.

Namun terkait dengan penyebab kaki gajah di Desa Nanga Mau, David mengatakan itu dikarenakan kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang masih sangat kurang. Di samping masalah pendidikan dan ekonomi yang membuat warga kurang paham.

"Faktor ekonomi, masyarakat biasa diladang dari pagi sampai sore, jadi istilahnya mereka lebih mengutamakan mendapatkan padi untuk menyambung hidup sehingga pola ini membuat mereka tidak memperhatikan pola hidup sehat," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved