Tanggapi Ditolaknya Klaim Asuransi Allianz, Ini Kata Nasabah Asuransi di Kota Pontianak
Kasus klaim nasabah yang ditolak oleh PT Asuransi Allianz Life Indonesia Tbk mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap asuransi.
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Nasaruddin
Laporan Wartawati Tribun Pontianak, Maskartini
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kasus klaim nasabah yang ditolak oleh PT Asuransi Allianz Life Indonesia Tbk mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap asuransi.
Meski penelusuran tribunpontianak.co.id kepada Lembaga Perlindungan Konsumen dan lembaga keuangan terkait belum ada laporan masyarakat, namun masyarakat yang pernah mendapatkan pengalaman serupa angkat bicara.
Salmi (27) mengaku pernah mengalami hal yang tidak mengenakkan berhubungan dengan asuransi.
(Baca: Miris! Peserta Tes CPNS Kemenkumham dan MA Ada yang dapat Nilai Nol )
Tepat dua tahun lalu ia mengaku bapaknya yang didaftarkannya menjadi nasabah salah satu asuransi yang cukup digencar pemasarannya hendak menggunakan fasilitasnya.
Keikutsertaan bapaknya pun diakui Salmi karena ajakan salah satu rekan dan tanpa penjelasan yang rinci.
"Selang tiga tahun membayar premi asuransi dengan rutin. Saya mengurus bapak saya yang harus dioperasi matanya karena ada masalah. Miris saat itu saya bolak-balik rumah sakit dan kantor asuransi tersebut karena premi yang selama ini saya transfer tidak dibayarkan oleh agen. Ternyata penjelasan asuransi, agen ini tidak lagi bekerja di asuransi miliknya," ujarnya, Senin (2/10/2017).
(Baca: Harus Sesuai dengan Aturan, Dinsos PMD Sambas Monitor Penggunaan Dana Desa )
Sebanyak belasan juta yang ia bayarkan tanpa disetorkan ke perusahaan pun membuat urusannya dipersulit.
Ia mengaku perlu waktu lama dan menunggu hampir sebulan untuk membenahi administrasi.
"Herannya perusahaan tidak langsung menghubungi nasabah dengan kontak yang tertera. Artinya tidak menjalin kedekatan dengan nasabah, uangnya katanya ngendap tapi kita tidak tau sebenarnya seperti apa," ujarnya.
(Baca: Banjir Landa Sanggau, Akses Transportasi di Dua Wilayah Ini Lumpuh )
Pelajaran berharga yang ia dapatkan kata Salmi menjadi masyarakat harus cerdas.
Untuk menjadi nasabah asuransi dan perbankan harus mengetahui terlebih dahulu produk yang ditawarkan.
"Bapak ikut ajakan rekan. Makanya penjelasannya tidak secara langsung didapatkan. Tapi pihak asuransi juga tercoreng karena adanya agent yang tidak bertanggungjawab," ujar Salmi.
(Baca: Pemerintah Desa Lubuk Dagang Tak Akan Kunker Jika Tak Prosedural )
Berbeda dengan Yuli Astuti (29) yang mendapat pengalaman memuaskan sebagai nasabah asuransi.
Sebagai masyarakat kata Yuli, perlu pengetahuan lebih terhadap berbagai produk tak terkecuali asuransi.
"Paling tidak kalau tidak memahaminya, baca kembali polis. Sebelum menjadi nasabah juga harus kritis banyak bertanya agar jelas manfaat yang didapatkan termasuk cara klaim," ujarnya.
(Baca: Hingga September Rabies di Sanggau Capai 826 Kasus, Sembilan Orang Meninggal Dunia )
Meski sang suami yang bekerja di salah satu perusahaan swasta merupakan karyawan tetap dengan fasilitas BPJS Kesehatan.
Ia mengaku tetap menjadi peserta asuransi diluar BPJS Kesehatan bersama sang anak.
"BPJS Kesehatan juga peserta tapi juga tercover asuransi lain. Saat melahirkan saya gunakan dan anak sakit juga gunakan fasilitas asuransi semuanya mudah tanpa kendala," ujar Yuli.
(Baca: Pemerintah Desa Pendawan Utamakan Prinsip Transparansi )
Mengenal produk asuransi kata Yuli memang harus jeli. Terutama agen yang menawarkannya harus dikenal dan transfer dana harus ke rekening perusahaan.
Ia mengaku ada berbagai kelebihan asuransi umum yang didapatkan nasabah.
(Baca: Wakil Sintang Pesta Gol di Laga Lanjutan LSN Tingkat Kalbar )
"Benefitnya banyak sekali, terutama urusannya mudah, tidak dipersulit dan tidak terbatas. Jadi tidak ada salahnya berasuransi asalnya jeli dan kritis agar memahami produknya," pujinya.