Guru SMP Tewas Dikeroyok

8 Fakta Guru SMPN Meninggal Tragis di Kalbar, Clara Sembunyi Dengar Sang Ayah Dieksekusi

Menurutnya, mereka menanyakan sebuah mobil yang ternyata juga sudah ditemukan suaminya, namun memang ia tidak tahu mengenai kasus itu.

Penulis: Marlen Sitinjak | Editor: Marlen Sitinjak
KOLASE/TRIBUNPONTIANAK.CO.ID

TRIBUNPONTIANAK.co.id/Marlen Sitinjak

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID -  Adrianus Amit (47) meninggal dunia, Rabu (13/7/2017) dini hari setelah hampir dua pekan tidak sadarkan diri pasca-penganiayaan yang dilakukan sekelompok orang di rumahnya  Siantan Hilir, Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Sabtu (2/9/2017) lalu.

(Baca: Indonesia vs Thailand - Ini Jadwal Lengkap Semifinal Piala AFF U-18 )

Berikut fakta-fakta meninggalnya Guru SMPN 2 Wajok, Siantan Hulu, Kabupaten Mempawah tersebut: 

1. Di Rumah Hanya Ada Suami dan Putrinya

Endah (47) Istri Korban Penganiyaan Adrianus Amit (47)
Endah (47) Istri Korban Penganiyaan Adrianus Amit (47) (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / RIDHO PANJI PRADANA)

Sang istri, Endah (47) sangat terpukul dengan meninggalnya suami tercinta. Ia pun membeberkan kronologi penganiayaan Amit hingga ajal menjemput. 

"Saya jujur tidak mengetahui persoalan utamanya, karena saat kejadian saya tidak ada di tempat. Saya ada di Jawa," kata Endah, ditemui di Kompleks RSUD dr Soedarso Pontianak, Rabu (13/09/2017) kemarin.

Berdasarkan informasi pada saat itu, ia mengatakan saat kejadian hanya ada suami dan putrinya, Clara (16).

Adrianus Amit
Adrianus Amit (IST)

2. Orang Ramai Mendatangi Rumah Korban

Sekitar pukul 01.00 WIB, Sabtu (2/9/2017), memang ada suara orang ramai datang ke rumah.

Ia pun mengaku tidak tahu kenapa saat itu dibukakan pagar oleh suaminya yang kemudian ada yang masuk ke rumah.

Setelah itu ada pembicaraan tapi anaknya mendengar seperti ada ada menampar, setelah itu suara seperti diseret.

"Anak saya sembunyi dalam kamar dan dinding penyekat antara ruang tamu dan kamar hanyalah triplek. Dengan begitu anak saya bisa merekam pembicaraan mereka," katanya.

Endah Widayati istri korban penculikan disertai penganiayaan hingga menyebabkan meninggal dunia menandatangani berkas pengaduan di Kamar Mayat RS Soedarso Pontianak, Jalan RS Soedarso, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (13/9/2017) siang. Korban bernama Adrianus Amit diduga kuat meninggal dunia setelah koma sekitar dua pekan, usai diculik dari rumahnya dan dianiayan sekira 20 pria pada tanggal 1 September lalu.
Endah Widayati istri korban penculikan disertai penganiayaan hingga menyebabkan meninggal dunia menandatangani berkas pengaduan di Kamar Mayat RS Soedarso Pontianak, Jalan RS Soedarso, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (13/9/2017) siang. Korban bernama Adrianus Amit diduga kuat meninggal dunia setelah koma sekitar dua pekan, usai diculik dari rumahnya dan dianiayan sekira 20 pria pada tanggal 1 September lalu. (TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI)

3. Tanyakan Status Mobil

Menurutnya, mereka menanyakan sebuah mobil yang ternyata juga sudah ditemukan suaminya, namun memang ia tidak tahu mengenai kasus itu.

"Suami saya guru SMPN 2 Wajok, Kecamatan Siantan. Saya di Jawa karena keperluan operasi anak saya, sekitar 4-5 hari. Selesai operasi anak bisa ditinggal akan ditinggal," katanya.

Endahmengatakan, selama ini terbuka saja bersama suaminya, tidak ada persoalan, kalau antara suami istri wajar-wajar saja.

Endah mengatakan, jenazah suaminya akan dibawa ke Kota Salatiga untuk dimakamkan di sana.

4. Otak Kiri Terdorong ke Otak Kanan

Penganiayaan pada Adrianus Amit sebelum meninggal, dibuktikan adanya bekas tamparan di pipi, dagu kiri, dan juga di bagian matanya terlihat gosong akibat pukulan benda tumpul. 

Dari hasil CT Scan dimana sampai otak kiri Amit terdorong masuk ke otak kanan.

"Menurut saya itulah menyebabkan suami saya 12 hari ini tidak sadarkan diri. Berdasarkan keterangan anak saya, suami dibawa keluar, dibawa masuk kedalam mobil, dan sekitar pukul 02.00 WIB ada yang menelepon dan menuturkan bapaknya ada di RS. Antonius," ungkap istri Amit, Endah, Rabu (13/9/2017).

Endah Widayati istri Adrianus Amit, korban penculikan disertai penganiayaan  hingga menyebabkan meninggal dunia,  saat ditemui rekan dan kerabat di Kamar Mayat RS Soedarso Pontianak, Jalan RS Soedarso, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (13/9/2017) siang. Adrianus Amit diduga kuat meninggal dunia setelah koma sekitar dua pekan, usai diculik dari rumahnya dan dianiayan sekira 20 pria, Sabtu (2/9/2017) dini hari
Endah Widayati istri Adrianus Amit, korban penculikan disertai penganiayaan  hingga menyebabkan meninggal dunia,  saat ditemui rekan dan kerabat di Kamar Mayat RS Soedarso Pontianak, Jalan RS Soedarso, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (13/9/2017) siang. Adrianus Amit diduga kuat meninggal dunia setelah koma sekitar dua pekan, usai diculik dari rumahnya dan dianiayan sekira 20 pria, Sabtu (2/9/2017) dini hari (TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI)

Endah mengaku tidak tahu pasti berapa jumlah terduga ataupun pelaku, tetapi saat pagi dini hari datang ke rumah, kata dia,  lebih dari 20 orang.

"Harapan, untuk kepolisian, usutlah perkara sampai tuntas dan semestinya. Memberikan sanksi yang setimpal kepada terduga penganiaya, dan kepada penganiaya saya ingin mereka menyadari arti pentingnya sebuah kehidupan apalagi kehidupan pada manusia," katanya. 

5. Keterangan Ahli Forensik

Ahli Forensik RSUD dr Soedarso yang melakukan visum terhadap Adrianus Amit (47), dr Monang Siahaan menuturkan korban diduga meninggal dunia akibat pengaruh benda tumpul di bagian otak.

"Penyebab utama kematian kita jumpai ada beberapa kecurigaan yang dapat didalam organ otak," tuturnya, Rabu (13/9/2017).

"Dan kecendrungannya lebih berhubungan kepada benda tumpul," katanya.

Jenazah korban penganiayaan, Adrianus Amit (47) dibawa menggunakan ambulan ke rumah Bandara Supadio untuk diterbangkan ke Jogjakarta, Rabu (13/9/2017).
Jenazah korban penganiayaan, Adrianus Amit (47) dibawa menggunakan ambulan ke rumah Bandara Supadio untuk diterbangkan ke Jogjakarta, Rabu (13/9/2017). (TRIBUNPONTIANAK/Adelbertus Cahyono)

6. Keterangan Ahli Forensik

Penasehat hukum Adrianus Amit, Carlos Penadur mengatakan pihaknya akan segera menindaklanjuti kasus penganiayaan ini. 

"Intinya kita di sini minta keadilan, kita harap pihak berwajib dapat memprosesnya sesuai hukum yang berlaku" ujarnya saat di RSUD dr Soedarso Pontianak, Rabu (13/9/2017). 

(Baca: Saya Sedih! Inilah Penuturan WNI yang Lari dari Kelompok Militan ISIS )

Dikatakannnya, saat ini masih belum diketahui motif dianiayainya korban hingga diduga menyebabkan korban tewas. 

7. Keterangan Ahli Forensik

Amit, Guru SMPN 2 Wajok Kecamatan Siantan Kabupaten Mempawah dikenal warga setempat orang yang ramah. 

"Kaget saya dengar pak Amit meninggal. Ia orangnya ramah. Biasa kalau ketemu negur. Yang saya ingat dari dia sampai sekarang, dia sering ke rumah kalau gasnya habis, minjam sebentar sementara belum ada gas," ujar Sumiati, tetangga Amit.

Endah Widayati istri Adrianus Amit, korban penculikan disertai penganiayaan  hingga menyebabkan meninggal dunia,  saat ditemui rekan dan kerabat di Kamar Mayat RS Soedarso Pontianak, Jalan RS Soedarso, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (13/9/2017) siang. Adrianus Amit diduga kuat meninggal dunia setelah koma sekitar dua pekan, usai diculik dari rumahnya dan dianiayan sekira 20 pria, Sabtu (2/9/2017) dini hari.
Endah Widayati istri Adrianus Amit, korban penculikan disertai penganiayaan  hingga menyebabkan meninggal dunia,  saat ditemui rekan dan kerabat di Kamar Mayat RS Soedarso Pontianak, Jalan RS Soedarso, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (13/9/2017) siang. Adrianus Amit diduga kuat meninggal dunia setelah koma sekitar dua pekan, usai diculik dari rumahnya dan dianiayan sekira 20 pria, Sabtu (2/9/2017) dini hari. (TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI)

8. Polisi Tahan 4 Tersangka

Direktur Reskrimum Polda Kalbar, Kombes Pol Asep Safrudin membenarkan adanya kasus penganiayaan yang menyebabkan seorang guru SMPN 2 Wajok, Siantan Hulu, Mempawah, Adrianus Amit (47) meninggal dunia pada Rabu, (13/09/2017) sekitar pukul 02.00 WIB dini hari.

"Benar kejadian itu, Polresta Pontianak Kota telah menangani kasus tersebut dan menahan empat tersangkanya," ungkapnya, saat dikonfirmasi Tribun Pontianak, Rabu (13/09/2017).

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved