Jembatan Ambruk
Jembatan di Rasau Jaya Ambruk, Ini Kata Pengamat
Paling tidak solusi tersebut seperti adanya jembatan darurat atau adanya bantuan motor air, karena jembatan adalah fasilitas yang fatal.
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Rizky Zulham
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pengamat Infrastruktur dan Tata Kota, Wan Mansor Andi, menuturkan, dengan ambruknya jembatan penghubung masyarakat Patok 50, Dusun Tanjung Wangi Desa Rasau Jaya 2 harus segera dicarikan solusi terbaik. Berikut analisanya:
Paling tidak solusi tersebut seperti adanya jembatan darurat atau adanya bantuan motor air, karena jembatan adalah fasilitas yang fatal.
Setidaknya, Pemkab Kubu Raya harus bergerak cepat tanggap dan harus diperbaiki.
Jika menggunakan pelampung dan drum, maka tidaklah efisien, harus ada jembatan darurat.
Sebaiknya tidak ada kesulitan akan pembangunan jembatan tersebut, dan pembangunan menggunakan dana pemkab, apalagi Bupati yang sekarang hendak akan maju kembali dipemilukada.
(Baca Juga: Jembatan di Rasau Jaya Ambruk, Ini yang Terjadi Pada Masyarakat Sekitar
Intinya jika sudah dibangun masyarakat harus membantu merawat, baik ditingkat kabupaten sampai dengan kelurahan.
Menurut saya, roboh ataupun ambruknya jembatan tersebut karena kontruksi yang kurang kuat, selain daripada pengaruh sampah dan rumput liar yang ada disungai.
Karena kontraktor pada umumnya membangun dengan istilah Asal Bapak Senang, atau ABS.
Dan jika akan hendak dibangun, harus melibatkan masyarakat yang ada, terutama masyarakat sekitar.
Harapan saya, jembatan darurat harus cepat dibuat, dan jembatan darurat tersebut harus bisa dilewati oleh masyarakat, akses akan cepat.
Jika hanya mengharapkan pelampung ataupun drum maka waktu tempuh menyebrang akan lebih lama.
Selain itu, saya juga berharap pihak pemda bersangkutan, pemkab Kubu Raya harus cepat penganggaran untuk pembuatan jembatan.