Kebakaran di Siantan
BREAKING NEWS: Ateng Tanjaya : Korban Kebakaran Butuh Uluran Dermawan
Ateng mengatakan saat kejadian kobaran api telah menganguskan seluruh bangunan dibelakang rumahnya, yang hanya berjarak beberapa meter.
Penulis: Zulkifli | Editor: Mirna Tribun
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Zulkifli
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK - Musibah kebakaran di Jl Parit Makmur Siantan Hilir juga nyaris mengenai kediaman Ketua Forum Komunikasi Pemadam Kebakaran Kota Pontianak, Ateng Tanjaya.
Ateng mengatakan saat kejadian kobaran api telah menganguskan seluruh bangunan dibelakang rumahnya, yang hanya berjarak beberapa meter.
Bahkan untuk memudahkan proses pemadaman di lakukan diatas genteng kediamannya.
Ateng mengatakan rata-rata korban yang terkena dampak kebakaran merupakan warga ekonomi menengah kebawah.
Baca: BREAKING NEWS: Kebakaran di Siantan Hilir, Warga Berjibaku Evakuasi Lansia dan Warga Sakit
Konstruksi bangunan rumah semi permanen, maka api begitu cepat menghanguskan rumah.
"Kita harapkan bagi para dermawan, yang sekiranya sudi dapat membantu para korban,"Ujarnya.
Menurut Ateng pasca kejadian yang terpenting saat ini mereka para korban, bisa berteduh dari terik panas dan hujan.
Sebab beberapa rumah yang rusak parah harus diroboh, untuk dibangun kembali.
Maka para korban membutuhkan bantuan material bangunan.
"Memang para korban ini katakanlah kurang beruntung, karena termasuk ekonomi tak mampu, dengan pondasi dan struktur rumah yang memang rentan terjadi kebakaran,"Ujarnya
Tak heran lanjutnya ketika terjadi kebakaran proses pemadaman sangat susah. Ini dikarenakan beberapa faktor pertama api menjalar begitu cepat karena rumah penduduk berdempetan.
"Kalau bicara tata ruang memang sudah sulit. Memang kalau bicara kebakaran 80 persen akibat listrik. Namun tak boleh juga kita menyalahkan listrik. Karena listirik kebutuhan dasar.jadi perlu juga kembali kepada manusianya. Kita harus lebih hati-hati lagi untuk mencegah terjadinya kebakaran . Maka yang utama adalah preventif. Misalnya kabel yang digunakan harus standar," ujarnya.
Kemudian lanjut Ateng, apabila telah terjadi, warga mesti paham cara penaggulangan dini, waktu api masih kecil segera dipadamkan.
"Umumnya kita panik tak berbuat apa-apa. kompor gas misalnya terbakar sebetulnya bisa diatasi, tapi panik kita lari membesar.
Jadi usahakan jangan panik. Kemudian kendala lainya persoalan klasik yakni sulitnya proses pemadaman karena berjubelnya warga yang menonton," ujarnya.