Warga Desa Sungkung Manfaatkan Aliran Sungai Bangun PLTMH

Untuk dapat menikmati channel-channel dari stasiun televisi Indonesia, warga di Sungkung mengandalkan parabola.

Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / ISTIMEWA
Warga Desa Sungkung III gotongroyong membangun PLTMH 35 KW di Sungai Anap, belum lama ini. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, BENGKAYANG - Kehidupan warga tiga desa di Sungkung Komplek, yakni Desa Sungkung I, Sungkung II dan Sungkung III dengan segala keterbatasan pembangunan infrastruktur, terpantau tim Sekretariat Presiden (Setpres), saat tim Setpres bersama rombongan pengantar paket bantuan Presiden RI untuk siswa-siswa di empat SDN di Sungkung, menginap selama dua malam di Dusun Akit, Desa Sungkung I serta di Dusun Senoleng, Desa Sungkung III, sejak Minggu (9/4/2017) hingga Selasa (10/4/2017)

Pantauan di lapangan, sejumlah bambu berjenis betung dan balok kayu setinggi sekitar empat meter, tampak berdiri tegak menyangga kabel hitam berukuran besar, yang mulai terlihat sejak memasuki kawasan pemukiman warga di Desa Sungkung I dan Desa Sungkung III.

Namun, kabel-kabel hitam yang disangga tiang bambu dan kayu tersebut, terlihat belum terhubung ke rumah-rumah warga di Dusun Senoleng, Desa Sungkung III.

Kabel berukuran besar tersebut, hanya terlihat sampai di tiang-tiang bambu dan kayu yang berbaris di sepanjang jalan desa.

Jelang malam, deru mesin terdengar dari belakang rumah sebagian warga Dusun Senoleng. Dua di antaranya, terdengar dari rumah rumah tempat tim pengantar paket Presiden RI menginap, yakni kediaman Kepala Desa Sungkung III, Ishak Alfreth dan kediaman Abet Nego (36).

Usai menyalakan mesin generator berbahan bakar solar di belakang rumahnya, Abet kemudian menghidupkan sejumlah lampu penerangan di dalam dan beranda depan rumahnya.

Rumah Abet tempat kami menginap, berlantai serta berdinding papan. Tim Setpres dan personel TNI yang dipimpin Dandim 1204/ Sanggau, Letkol Arm I Gusti Agung Putu Sujarnawa, yang menginap di kediaman Abet, cukup terhibur lantaran Abet kemudian menyalakan televisi 20 inch miliknya.

Suara dan gambar dari televisi milik Abet sangat jernih, karena tak menggunakan antenna UHF yang umumnya digunakan penduduk di perkotaan.

(Baca: Warga Sungkung Berharap Perbaikan Infrastruktur Menuju Jalan Paralel)

Penduduk yang bermukim di perbatasan Malaysia-Indonesia ini, menyaksikan tayangan televisi nasional dengan bermodalkan receiver penerima dan payung parabola yang terinstalasi dengan Low Noise Block (LNB) berfrekuensi C Band.

Disamping televisi, terlihat satu unit lemari pendingin (kulkas). Namun kulkas tersebut tak tampak digunakan oleh Abet. Menurutnya, daya listrik dari mesin generator miliknya, tak mampu jika digunakan untuk menyalakan kulkas.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved