Liputan Khusus

Bergelar Sarjana! Ini Cerita Pengguna Narkoba Jarum Suntik

Penasun menurutnya cukup antusias mengikuti program LASS. Jumlah jarum yang diambil juga cukup banyak.

Editor: Marlen Sitinjak

Walau terkadang tidak mengikuti sepenuhnya. Pemegang gelar Sarjana Hukum ini menuturkan sebelum ada program LASS, ia harus membeli jarum suntik ke apotek maupun tempat-tempat tertentu.

BACA JUGA: Dinas Kesehatan Pontianak Deteksi 77 Warga Mengidap HIV/AIDS

Meski harganya cukup terjangkau Rp 5 ribu per buah, namun bagi penasun uang segitu cukup berarti untuk keperluan lainnya.

Belum lagi tak semua apotek mau menjual jarum suntik, sehingga untuk mendapatkan jarm suntik sangat sulit.

"Kalau harus beli susah, karena terbentur jarak, waktu dan ruang, sementara ada yang sudah sakaw benar, sakit, akhirnya pakai punya kawan. Otomatis kalau ada virus akan berpindah," tutur L.

Hal senada diungkapkan S (39), penasun lainnya. S yang memakai narkoba sejak 1998 ini, mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang telah melaksanakan program LASS. Sebab ia merasa terbantu.

"Untuk pemerintah dan masyarakat, jangan men-judge para pemakai (narkoba) kriminal. Karena tidak semua para pemakai ini kriminal semua," tegas S.

Selain jarum suntik, dalam paket LASS juga diperoleh alkohol dan kondom. S mengaku rutin mengambil hampir setiap hari.

Jumlahnya tergantung keperluan. Tak jarang S juga mengambil untuk diberikan pada kawan yang enggan ke Puskesmas.

(Berita Selengkapnya di Koran Tribun Pontianak, Edisi Sabtu 20 Agustus dan Minggu 21 Agustus 2016)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved