BKSDA: Masyarakat Semakin Sadar Pentingnya Melindungi Satwa
Paling banyak di Ketapang sampai lima ekor. Di Pontianak sendiri, ada dua ekor. Sedangkan lainnya satu dari Kubu Raya dan satu dari Sanggau
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Arief
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kepala BKSDA Kalbar, Sustyo, menuturkan, masyarakat semakin sadar pentingnya melindungi satwa dan tanaman langka yang dilindungi undang-undang kepada lembaga konservasi dan instansi pemerintah terkait.
Hal ini dapat dilihat dari besarnya jumlah satwa dan tanaman yang berhasil dievakuasi oleh badan seperti BKSDA Kalbar.
"Sepanjang tahun 2016, BKSDA Kalbar telah berhasil melakukan evakuasi terhadap 150 rumpun tanaman yang dilindungi, seperti anggrek, kantong semar dan tumbuhan dilindungi lainnya," ucap Sustyo, Jumat (15/7/2016).
Selain itu, BKSDA juga berhasil mengamankan 859 ekor Aves (burung) dari berbagai jenis burung seperti enggang, murai batu, cucak hijau dan lain sebagainya.
Ada 38 ekor reptil, seperti buaya, biawak dan beberapa jenis ular. Satwa lain yang juga sudah dievakuasi ada, sebelas individu orangutan, lima individu kelempiau, enam ekor kukang, dua ekor kelasi, dua ekor kucing hutan, dan dua ekor beruang madu.
Secara khusus evakuasi buaya 2015 dan 2016 telah mencapai 13 ekor. Ditahun 2015 ada sembilan ekor buaya. Enam di antaranya berjenis buaya sinyulung dan tiga lainnya buaya muara.
"Paling banyak di Ketapang sampai lima ekor. Di Pontianak sendiri, ada dua ekor. Sedangkan lainnya satu dari Kubu Raya dan satu dari Sanggau," kata Sustyo.
BKSDA menyerahkan perawatan beberapa di antaranya ke Sinka Zoo dan beberapa dilepas liarkan. "Yang kita lepas liarkan, satu buaya muara dan lima buaya sinyulung. Sisanya kita titip rawatkan di Sinka Zoo," terang Sustyo.
Pada tahun ini, BKSDA sudah mengamankan empat ekor buaya muara. BKSDA menitip rawatkan keempatnya di Sinka Zoo.
Perihal melepas liarkan kembali satwa liar seperti buaya, Sustyo menjelaskan bahwa ada survei khusus dari lembaga terkait termasuk BKSDA.